Ayam broiler memiliki kemampuan tumbuh yang sangat cepat, tetapi kelebihan itu harus ditunjang dengan pemeliharaan yang baik. Banyak beredar issue tentang pemakaian hormon dalam pemeliharaan ayam broiler sebagai mempercepat penggemukan ayam adalah tidak tepat. karena sevara genetis ayam broiler dapat mengolah makanan dengan cepat setelah makanan dikonsumsi olehnya, sehingga memiliki karakteristik ekonomi sebagai penghasil daging dengan usia siap potong yang relatif muda dan konversi pakan irit. Tanpa pemeliharaan yang baik akan mudah terserang penyakit dan daya tahan tubuhnya akan menurun. Hal inilah akan menjadi faktor resiko timbulnya pemakaian obat-obatan yang berlebihan dalam pemeliharaan ayam broiler. Walaupun tidak semua peternakan ayam broiler menggunakan obat-obatan yang berlebihan namun terbatasnya tenaga pengawas obat hewan dapat mempengaruhi terhadap pengawasan di lapangan.
Antibiotik sebagai penggerak pertumbuhan untuk meningkatkan produktivitas dengan menekan penyakit menular telah banyak digunakan di peternakan broiler selama bertahun-tahun. Penggunaan antibiotik berlebih dalam pemelihaan ayam broiler dapat menyebabkan beberapa masalah seperti resistensi antibiotik dan residu dalam daging ayam komersial, memicu pencemaran lingkungan yang menjadi bahaya bagi kesehatan manusia, oleh karena itu berbagai penelitian bahan aktif tanaman (phytoadditive) terus dilakukan untuk menemukan pengganti antibiotik yang efektif dan alami, salah satu diantara adalah tannin.
Tanin dihasilkan oleh tumbuhan hijau baik tumbuhan tingkat rendah maupun tingkat tinggi dengan kadar dan kualitas yang berbeda-beda. Tanin terhidrolisis merupakan senyawa ester dari gula sederhana dengan satu atau lebih polifenol asam karboksilat, mudah mengalami hidrolisis dengan asam, basa, atau enzim. Senyawa ini dapat terpecah menjadi asam galat jika dilarutkan dalam air. Sebagian besar flavonoid yang berasal dari hasil biosintesa (2% dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan) dapat diubah menjadi tanin. Oleh sebab itu, Tanin yang dapat dihidrolisa dapat bertindak sebagai agen antivirus karena pengikatan tanin pada lipoprotein pada membran sel inang atau permukaan virus. Aktivitas ini akan membatasi penetrasi virus dan pelepasan virus
Tanin adalah senyawa turunan tanaman yang berhasil digunakan sebagai aditif dalam pakan unggas untuk meningkatkan kinerja hewan serta menggantikan AGP ( antibiotik growth promoter). Pengaruh suplementasi tanin terhidrolisis terhadap profil hematologi ayam broiler menunjukan pengaruh kenaikan yang signifikan pada WBC (white blood cell/ leuccocyte), RBC (red blood cell /erythrocyte), HB (hemoglobin), HCT (hematrokrit), MCHC (mean corpuscular hemoglobin concentration) pada tahap finisher. Penurunan jumlah WBC (leukopenia) terjadi ketika ada penurunan produksi di sumsum tulang atau ada peningkatan dalam kerusakan mereka sebagai akibat dari infeksi virus atau reaksi toksik.
Selain itu, tingkat eritorisit yang lebih tinggi selalu diikuti dengan peningkatan kadar hemoglobin dan hematokrit. Peningkatan hemoglobin dalam penelitian ini mungkin hasil dari tingginya jumlah sel darah merah per ml darah, karena peningkatan tanin terhidrolisis meningkatkan sirkulasi eritrosit per unit darah dengan mengurangi hemodilusi, itu juga dapat memperpanjang masa hidup sel darah merah dan membantu pengobatan anemia pada binatang.
Baru baru ini peneliti dari Universitas Airlangga berhasil menemukan pengaruh suplementasi tanin terhidrolisis terhadap respon kekebalan terhadap IBD (Inflammtory Bowel Deases) pada ayam broiler dimana fitoaditif tersebut dapat meningkatkan respon imunitas ayam broiler terhadap virus penyebab panyaki IBD dengan sangat baik. Hal tersebut membuktikan bahwa HT (Hydrolysable tannin) tidak beracun bagi sistem hewan, karena meningkatkan respons kekebalan dengan memperkuat efek vaksin dengan menghasilkan lebih banyak antibodi terhadap virus IBD seperti yang terlihat pada tingkat WBC-nya. Penyakit Gumboro / infectious bursal disease (IBD) disebabkan oleh keluarga virus birnaviridae, kelompok reovirus.
Dalam penelitian ini suplementasi HT dapat mendukung vaksin IBD dan memulai produksi antibodi untuk melawan virus IBD. Hal tersebut ditunjukan pada tanin memiliki efek penghambatan pada reovirus unggas (retrovirus) dan metapneumovirus unggas (paramyxovirus) sebelum penyerapan virus ke sel. Hal tersebut menunjukan bahwa tanin sangat cocok diberikan kepada ayam broiler sebagai antibiotik.
Hydrolysable tannin (HT) telah dilaporkan sebagai molekul bioaktif yang memiliki aktivitas antikanker pada tumor paru, duodenum, kulit, dan kolon, selain itu bisa mempotensiasi respon imun humoral pada ayam untuk melawan coccidiosis unggas. HT berpotensi pada sel T dan makrofag dan menunjukkan efek imunostimulan pada hewan dan manusia. Aktivitas antivirus tannin yang terkondensasi dan terhidrolisis dari berbagai tanaman terhadap virus hewan patogen dan menunjukkan bahwa tanin memiliki efek netralisasi tidak spesifik pada virus yang diselimuti. Mengikat tanin dengan protein dapat menginduksi agregasi virion murni atau BSA.
Mekanisme potensial lain dilaporkan dalam herpes virus dan human immunodeficiency virus (HIV-1), terjadi penurunan aktivitas virus yang disebabkan oleh hubungan tanin dengan reseptor sel seperti glikoprotein atau CD4 . Tannin juga menghambat enzim reverse transcriptase dan mengurangi aktivitas virus ekstraseluler sehingga dapat berperan aktif sebagai imunomodulator dalam tubuh unggas.
Penulis: Herinda Pertiwi
Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link jurnal berikut ini: