Kematian ibu terjadi pada periode awal kehamilan hingga 42 hari setelah melahirkan. Kematian ibu bisa menyebabkan stres kehidupan awal pada bayi baru lahir yang mengaktifkan poros HPA dan sekresi glukokortikoid sebagai strespenanda hormon. Otak yang sedang berkembang sangat sensitif terhadap paparan awal terhadap stresor mempengaruhi ekspresi Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF), yang merupakan salah satu mediator endogen paling penting dari respons stres di otak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ekspresi BDNF di cerebrum dan cerebelum anak Rattus norvegicus yang baru lahir dengan model kematian ibu. Kelompok control (K1) terdiri dari bayi baru lahir Rattus norvegicus yang tidak dipisahkan dari ibu sampai 3 berusia hari dan kelompok perlakuan (K2) adalah model kematian ibu yang terdiri dari bayi baru lahir Rattus norvegicus yang dipisahkan segera dari ibu setelah lahir sampai 3 hari dan diberi susu hewan sebagai nutrisi pengganti. Setelah 3 hari perawatan, 3 bayi baru lahir dengan bobot terberat, sedang, dan terendah diambil dari masing-masing ibu dari kedua kelompok untuk dikorbankan. Pemeriksaan ekpresi BDNF dilakukan pada cerebrum dan cerebelum, dengan metode imunohistokimia dan hasilnya dianalisis dengan uji Mann Whitney.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi BDNF rata-rata cerebrum dan cerebelum Rattus norvegicus 3 hari dengan ibu model kematian yang dipisahkan dari ibu lebih rendah dari ekspresi rata-rata kelompok kontrol BDNF. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ekspresi Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF) yang merupakan mediator endogen respon stress di otak anak tikus yang terpisah dari ibu dan tidak mendapat asupan susu ibu lebih rendah dari pada anak tikus yang mendapat asupan susu sejak lahir
Penulis: Prof. Dr. Widjiati, M.Si., drh.
Link terkait tulisan di atas: http://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:ijphrd&volume=10&issue=9&article=182