Resistensi antibiotik sudah menjadi ancaman globalyang mempengaruhi kesehatan manusia dan hewanuntuk itulah diperlukan metode dengan membatasi keberadaan sumber resistensi antibiotik terutamapada hewan peliharaan seperti anjing. Salah satu isolat bakteri yang sering terkait dengan masalah resistensi antibiotik adalah Escherichiacoli. E. coli adalah flora normal pada saluran pencernaanmamalia termasuk manusia dan hewan dan isolat bakteri ini mampu bertindak sebagai reservoir dalam transmisi resistensi antibiotik.Hal inilah yang sangat membantu dalam melacak gen yang resistenyang dapat menyebar dari hewan ke manusia danlingkungan dengan menggunakan isolat E. coli.
Extended Spectrum Beta Lactamase(ESBL) adalah enzim yang diproduksi oleh gram negatifBakteri Enterobacteriaceae yang termasuk didalamnya E. coli, yang dapat menghidrolisispenisilin tetapi juga sefalosporin generasi ketigadan monobaktam dan antibiotik lainnyadengan melakukan inaktivasi penisilin dansefalosporin dengan menggunakan plasmid-mediatedextended spectrum beta lactamase (ESBLs)seperti enzim TEM, SHV atau sefotaksimkelompok CTX. Pengendalian peredaran bakteri penghasil ESBL seringterkait dengan resistensi terhadap antibiotik kelompok lainbiasa digunakan dalam pengobatan manusia harus dilakukan dengan pendekatan deteksi dini pada reservoirnya termasuk hewan kesayangan anjing. Berdasarkan latar belakang ini, upaya harusdibuat untuk mendeteksi gen penyandi ESBL untuk E.coli diisolasi dari swab rektal anjing yang dapat memberikan informasi tentang keberadaan isolat yang membahayakan kesehatan masyarakat ini.
Penelitian dengan menggunakan 84 sampel swab dari rektal anjing diambil dari beberapa klinik hewan di Surabaya dengan penyeka kapas steril dan dimasukkan ke dalam 1% peptonair (E. Merck, Darmstadt, Jerman). Sampel segera dibawa ke laboratoriumuntuk pemeriksaan.Diketahui bahwa, secara umum, gen ESBL adalahterletak di plasmid yang dapat menyebar dengan mudahantara bakteri komeonsal dan patogen di lingkungan. Namun, gen TEM yang ada pada Klebsiella pneumoniae darihewan asal makanan dominan pada ESBLdiproduksi oleh Klebsiella pneumoniae.
Isolasi Escherichia penghasil ESBLcoli di antara 84 sampel swab rektal ditemukan diwilayah Surabaya, semua sample terdapat E. coli. Dalam penelitian ini, fenotipik dankarakteristik genotip isolat yang diujimengkonfirmasi adanya enzim ESBL,yang menyebabkan resistensi terhadap sefotaksim. Ditemukan 8 isolat E. coli penghasil ESBL. Secara genotipik ditemukan gen CTXyang dominan 100% (8/8) dari isolat ESBL. Enzim CTXtelah menjadi ESBL dominan pada manusiadan telah ditemukan secara normal bahwa CTXpengkodean plasmid juga dapat membawa gen TEM dangen resisten lainnya seperti aminoglikosida,kloramfenikol, sulfonamid, trimetropimdan tetrasiklin.
Mengingat bahwa gen CTX dan TEM adalah tipe gen yang dominan,yang secara konsisten ditemukan dalam mendeteksi resistansiantibiotik pada gen dari anjing di beberapanegara. Isolasi E. colidari ternak juga dilaporkan di Cina telah meningkat pesatbeberapa tahun terakhir dengan CTX menjadi gen utamapengkodean yang berlaku untuk ESBL. Upaya untuk mencegah dan mengendalikan kasus terjadinya ESBL dalam kesehatan masyarakat veterinerakan sangat mudah jika sumber penularannyaatau asal agen diketahui. Escherichia coli dari anjing peliharaan memiliki relatifhasil tinggi. Karenanya, ESBL yang diproduksi E. colimenunjukkan potensi penyebaran dan mempunyaiancaman terhadap kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat dari isolat E. coli. Untuk itulah diperlukan kewaspadaan yang tinggi dari pemilik anjing bahwa anjing juga berpotensi menularkan E. coli penghasil ESBL kepada pemilik anjing tersebut.
Penulis korespondensi: Dr. Mustofa Helmi Effendi, drh., DTAPH
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:
Kristianingtyas, L., Effendi, M. H., Tyasningsih, W., Kurniawan, F. 2020.Genetic Identification of blactx-M Gene and blatem Gene on Extended Spectrum Beta Lactamase (ESBL) Producing Escherichia Coli from Dogs.Indian Vet. J. 97 (01) : 17 – 21