Kanker ditandai oleh pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Sel tubuh normal hanya membelah diri saat diperlukan dan akan berhenti membelah diri saat sudah didapatkan jumlah sel yang cukup untuk menggantikan sel yang mati. Proses membelah diri atau proliferasi sel tubuh secara normal dikendalikan oleh berbagai isyarat seluler. Pada sel kanker terjadi proses proliferasi terus menerus walaupun tidak ada isyarat proliferasi dan proses proliferasi tersebut tetap berlangsung walaupun ada isyarat untuk berhenti. Dengan demikian sel kanker akan terus membelah diri tanpa dapat dihentikan. Sel kanker yang bertambah banyak bukan hanya menambah ukuran tumor akan tetapi juga menyebar ke organ lain yang dikenal dengan proses metastasis. Proses metastasis sel kanker pada awalnya menuju kelenjar limfe terdekat sampai akhirnya menyebar pada organ-organ di seluruh tubuh.
Kanker payudara dimulai dari satu sel kanker yang terus membelah diri sampai terbentuk nodul atau massa tumor pada payudara. Proliferasi sel kanker akan membuat massa tumor menjadi bertambah besar dan selanjutnya akan menyebar pada kelenjar limfe di ketiak serta di tempat lain. Pertumbuhan sel kanker payudara ini berkaitan erat dengan lingkungan mikro tumor yang terdiri dari sel radang seperti sel makrofag, sel limfosit dan pembuluh darah kapiler. Lingkungan mikro tumor tersebut turut aktif dalam proses pertumbuhan tumor.
Sel makrofag sebagai salah satu sel dalam limgkungan mikro tumor, berperan penting dalam proses pertumbuhan tumor. Sel makrofag memiliki kemampuan untuk menghasilkan berbagai isyarat seluler untuk merangsang pertumbuhan sel. Dalam menjalankan perannya sebagai komponen lingkungan mikro tumor, sel makrofag digolongkan menjadi 2 jenis yakni makrofag M1 dan makrofag M2. Makrofag M1 berperan dalam proses keradangan sedangkan M2 berhubungan dengan progresi sel kanker dan meningkatkan pertumbuhan kanker.
Priangga dan kawan-kawan telah meneliti peran makrofag tipe M1 dan M2 dalam proses metastasis sel kanker payudara pada kelenjar limfe. Penelitian ini melibatkan penderita kanker payudara yang dibagi dalam 4 kelompok berdasarkan stadium metastasis pada kelenjar limfe yakni N0 bila tidak didapatkan metastasis sel kanker pada kelenjar limfe, N1 bila didapatkan metastasis pada £3 kelenjar limfe pada ketiak, N2 bila didapatkan metastasis pada 4-9 kelenjar limfe ketiak dan N3 bila didapatkan metastasis pada ³ 10 kelenjar limfe ketiak atau metastasis pada kelenjar limfe di luar ketiak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada stadium kelenjar limfe N1 jumlah sel makrofag tipe M1 menurun bila dibandingkan dengan stadium N0, pada stadium N2 jumlah sel makrofag tipe M2 mulai meningkat mengimbangi jumlah sel makrofag tipe M1 sehingga ratio M1 terhadap M2 tidak berbeda dengan ratio pada stadium N1 sedangkan pada stadium N3 jumlah relatif sel makrofag tipe M2 akan meningkat terhadap tipe M1 sehingga ratio M1 terhadap M2 akan turun secara bermakna mencapai 0,69 dibandingkan stadium N2 dengan ratio 1,11.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sel makrofag sebagai salah satu sel inflamasi ikut berperan dalam proses metastasis sel kanker payudara pada kelenjar limfe dan pada keadaan metastasis kelenjar limfe stadium lanjut didapatkan peningkatan jumlah relatif sel makrofag M2 dibandingkan dengan sel makrofag M1. Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam terapi kanker payudara yang melibatkan lingkungan mikro tumor khususnya sel makrofag.
Penulis: Willy Sandhika
Dosen aktif di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Artikel ilmiah populer ini diambil dari Artikel Jurnal Ilmiah dengan judul: Ratio of CD68/CD163 in Breast Carcinoma with and without Axillary Lymph Node Metastatic, yang telah dipublikasikan pada: Majalah Folia Medica Indonesiana volume 56, nomer 1, Maret 2020.
Link jurnal: https://e-journal.unair.ac.id/FMI/article/view/18446
