Maraknya platform belanja online atau online marketplace merupakan imbas tidak terelakkan dari revolusi industri 4.0 yang mendorong teknologi digital menjadi semakin disruptif. Hal ini tentu mendorong para pemilik usaha ritail untuk mulai memindahkan atau menambahkan platform toko online ke dalam bisnisnya. Mulai dari merilis website sendiri maupun memanfaatkan platform marketplace seperti tokopedia, shopee, blibli, dan sejenisnya, dan membuka lapak di dalamnya untuk berjualan online. Di sisi lain, ternyata para konsumen pun juga mengalami perubahan, yang awalnya mereka berbelanja online menggunakan alat dengan layar yang besar (14 inch ke atas) sekarang mereka menggunakan alat atau gadget dengan layar ukuran lebih kecil dan dapat dibawa-bawa dengan mudah, seperti smartphone. Sehingga, mereka dapat mengakses marketplace dimana pun dan kapan pun tidak hanya sekedar window shopping melainkan juga untuk membeli.
Ketika berbicara tentang aktivitas berbelanja, ternyata konsumen seringkali berbelanja secara impulsif. mereka membeli sesuatu yang tidak mereka rencanakan sebelumnya. dan seringkali mereka mengalami kekecewaan pasca pembelian. Bukan hal mengejutkan pula jika aktivitas berbelanja dengan perilaku pembelian yang impulsif juga membuat konsumen menjadi boros. namun, di sisi lainnya, justru peritail sangat menyukai perilaku konsumen yang impulsif dalam membeli ini. Perilaku ini dapat memberikan keuntungan lebih karena barang yang mungkin saja tidak cepat laku menjadi terbeli oleh konsumen. Perilaku ini sering muncul pada toko offline atau toko fisik. Konsumen menjadi Impulsif dalam membeli di dalam toko online sering disebabkan oleh atmosfer toko yang mampu memberikan suasana yang santai, selain itu penempatan barang juga memberikan pengaruh yang cukup kuat, efek pencahayaan yang baik juga memberikan dukungan untuk membuat konsumen menjadi impulsif dalam membeli. Pertanyaannya adalah, apakah apakah perilaku ini juga akan muncul pada toko online?
Penelitian dengan judul “Online Impulse Buying In M-Commerce Context: Website Quality, Trust, and Flow Condition” menunjukkan bahwa memang perilaku ini dapat muncul ketika berbelanja secara online.menurut penelitian tersebut, desain website merupakan stimulus utama yang mendorong seorang konsumen menjadi impulsive ketika mereka melakukan penjelajahan di dalam toko online. Kualitas dari website yang diuji di dalam penelitian tersebut adalah terkait dengan (display barang, desain visual website, tata layout, navigasi website, kecepatan rendering website, kemudahan pencarian barang, dan kejelasan informasi. aspek-aspek tersebut dapat meningkatkan kepercayaan seseorang terhadap website toko online tersebut. secara psikologis, ketika seseorang memiliki kepercayaan yang cukup terhadap sesuatu, seringkali mereka mengabaikan risiko dan konsekuensi yang mungkin timbul yang selanjutnya membuat mereka memiliki tingkat fokus yang tinggi pada aktivitasnya. hal ini tercermin dari perilaku konsumen online yang ketika mereka sudah “enjoy” dalam menjelajahi toko online, dan menemukan produk yang bagi mereka menarik perhatian terutama yang berkaitan dengan kesukaan dan hobi mereka, mereka cenderung untuk melakukan pemesanan tanpa mereka berpikir apakah mereka sebenarnya membutuhkannya sekarang.
Penulis: Damar Krstanto, S.E., M.S.M. Link jurnal terkait tulisan di atas: https://www.psychosocial.com/article/PR290134/22852/