Udang vanamei adalah komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan produksi udang Indonesia menggantikan udang harimau yang mengalami penurunan produksi. Produksi Udang vanamei di Indonesia mencapai 315.000-355.000 ton pada tahun 2018. Permintaan pasar yang meningkat harus didukung dengan budidaya intensif yang bergantung pada pakan buatan selama pemeliharaan, sehingga menyebabkan penumpukan sisa makanan yang tidak dimakan di dasar kolam. Ini dapat menyebabkan penurunan kualitas air.
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menjaga kualitas air adalah dengan menyediakan probiotik. Probiotik adalah mikroorganisme yang menghasilkan senyawa yang dapat memperpanjang fase pertumbuhan spesies lain dan digambarkan sebagai agen yang memiliki fungsi berlawanan dengan antibiotik. Penggunaan probiotik di bidang budidaya bertujuan untuk menjaga keseimbangan mikroba di lingkungan akuatik melalui proses biodegradasi.
Mekanisme kerja probiotik adalah bakteri probiotik akan menyerap atau menurunkan zat organik atau beracun dan meningkatkan kualitas air. Probiotik berguna sebagai pengurai bahan organik menjadi mineral dan mengubah senyawa beracun menjadi zat tidak beracun, seperti senyawa amonia dan nitrit, yang secara beracun diubah menjadi senyawa nitrogen bebas melalui proses nitrifikasi dan denitrifikasi.
Bakteri probiotik umumnya memiliki toleransi terhadap salinitas, suhu, dan pH. Bakteri yang biasa digunakan sebagai probiotik di bidang budidaya adalah Bacillus dan Pseudomonas. Aplikasi Bacillus subtilis dengan kepadatan 108 CFU / ml pada budidaya tambak Udang vanamei dapat meningkatkan kualitas air tambak. Pseudomonas sp. dapat menghasilkan enzim seperti protease, amilase, dan lipase, juga dapat memecah protein, karbohidrat dan senyawa organik lainnya menjadi CO2, gas amonia, dan senyawa sederhana lainnya.
Penelitian ini dimulai dari Januari hingga April 2019 di Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airangga, Surabaya. Penelitian ini menggunakan desain acak lengkap (RAL), yang menggunakan 4 perawatan, dan setiap perlakuan memiliki 4 ulangan. Perawatan yang diberikan termasuk K (0 sel / ml), B1 (106 sel / ml), B2 (107 sel / ml), dan B3 (108 sel / ml).
Penulis : Woro Hastuti S
Informasi lebih detail dari penelitian ini dapat ditemukan pada jurnal ilmiah pada link berikut ini:
https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/441/1/012139