Torsio testis (testis terpluntir) adalah salah satu kegawatdaruratan di bidang urologi. Kondisi ini menyebabkan nyeri hebat di daerah buah zakar dan biasanya muncul secara tiba-tiba setelah bangun tidur. Torsio testis menyebabkan suplai darah ke testis menurun dan jika berlangsung lama dapat menyebabkan kematian dari testis yang terpluntir. Oleh karena itu, penanganan torsio testis dengan cara operasi, harus dilakukan dengan segera. Jika pada saat operasi ditemukan testis masih baik maka akan dipertahankan, tetapi apabila sudah mati, maka testis akan diangkat.
Testis Terpluntir dan Permasalahannya
Salah satu kekhawatiran yang sering menjadi pertanyaan pada seseorang dengan torsio testis adalah kesuburan, mengingat jika testis yang terpluntir sudah diangkat, maka seseorang tersebut akan hidup dengan satu testis. Faktanya, kesuburan pada seseorang yang pernah mengalami torsio testis, memang akan menurun, terlepas apakah bisa dipertahankan ataupun perlu diangkat. Berbagai proses berkontribusi terhadap penurunan kesuburan tersebut, yaitu (1) kerusakan yang terjadi pada testis yang terpluntir, (2) ketiadaan testis yang terpluntir oleh karena diangkat dan (3) juga bisa terjadi kerusakan pada testis sisi lainnya yang tidak terpluntir.
Pokok bahasan pada artikel kali ini adalah kerusakan pada testis sisi lainnya yang tidak mengalami torsio. Kerusakan tersebut disebabkan melalui dua mekanisme, (1) refleks saraf dan pembuluh darah yang terjadi karena torsio testis, menyebabkan suplai darah, nutrisi dan oksigen pada testis sisi lain yang tidak mengalami torsio menjadi menurun (iskemia) dan (2) terjadinya mekanisme cedera reperfusi-iskemia, yaitu kerusakan jaringan yang disebabkan saat suplai darah pada suatu jaringan kembali setelah terjadinya fase iskemia atau kekurangan oksigen.
Cedera reperfusi-iskemia ini menyebabkan peningkatan radikal bebas yang menyebabkan rusaknya jaringan testis. Kedua mekanisme ini secara bersamaan dapat mempengaruhi kesuburan dengan cara menyebabkan kematian sel-sel di dalam testis yang berperan dalam proses pembentukan sperma dan produksi hormon testosteron yang merupakan hormon utama pada laki-laki. Tingkat keparahan yang ditimbullkan berbanding lurus dengan durasi terjadinya keadaan tersebut. Semakin lama terjadinya pluntiran testis, maka semakin parah juga kerusakan yang ditimbulkan pada testis, baik pada testis yang terpluntir, ataupun testis sisi lainnya yang tidak terpluntir.
Nifedipine sebagai Solusi
Berbagai penelitian pada hewan coba telah dilakukan untuk menemukan suatu agen atau obat yang dapat diberikan guna untuk mencegah kerusakan yang lebih parah, salah satunya adalah nifedipine. Nifedipine merupakan salah satu obat yang biasa digunakan pada penderita tekanan darah tinggi. Salah satu efeknya adalah nifedipine dapat memperlebar pembuluh darah sehingga mengurangi dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh karena kondisi kekurangan oksigen. Selain itu, nifedipine juga dilaporkan bisa memberikan efek anti oksidan yang bermanfaat untuk menstabilkan radikal bebas.
Kerusakan pada kondisi testis terpluntir didasari oleh dua mekanisme, yaitu kerusakan karena kondisi kekurangan oksigen pada jaringan dan kerusakan karena radikal bebas. Di sisi lain, nifedipine dilaporkan memiliki efek untuk mengurangi kerusakan karena kekurangan oksigen serta dapat bersifat sebagai anti oksidan. Oleh karena itu, hipotesis kami, nifedipine dapat bermanfaat untuk mengatasi permasalahan pada kondisi torsio testis. Kami melalukan penelitian untuk mengetahui efektivitas nifedipine pada kondisi torsio testis.
Penelitian kami menggunakan hewan coba tikus sejumlah 25 ekor yang dibagi secara acak menjadi lima kelompok, termasuk kelompok kontrol. Hewan coba tikus ini akan dilakukan pluntiran testis pada satu sisi, lalu diberikan jeda waktu selama 4 jam dan 10 jam sebelum dilakukan tindakan “detorsi” atau pengembalian pluntiran testis ke posisi semula dan diberikan nifedipine. Setelah itu dilakukan pemeriksaan terhadap struktur sel testis sisi lainnya yang tidak mengalami torsio dan dilakukan pemeriksaan hormon testosterone.
Hasil analisis menunjukkan bahwa nifedipine dapat mencegah
terjadinya kerusakan yang lebih lanjut pada testis sisi lainnya yang tidak mengalami
torsio, sehingga secara tidak langsung dapat mempertahankan kesuburan lebih
baik dibandingkan tanpa pemberian nifedipine.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dintindaklanjuti dengan meneliti lebih
lanjut manfaat nifedipine bagi kesuburan pria.
Penulis: Lukman Hakim
Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat pada tulisan kami di: