UNAIR NEWS – Represeni atau representasi seni menjadi kegiatan yang diadakan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga guna melaksanakan mata kuliah perencanaan event. Kegiatan tersebut mengambil dua tema besar yaitu mental health disorder dan disabilitas.
Alfina Rossa project manager kegiatan tersebut menjelaskan bahwa diambilnya tema disabilitas karena ternyata cukup banyak teman-teman difabel yang bergerak di bidang seni. Namun, masih jarang ada orang atau tempat yang mewadahi hasil seni mereka.
“Kami ingin mewadahi, memberikan rasa cinta dengan mengapresiasi karya mereka,” jelas mahasiswa yang akrab disapa Rossa tersebut.
Isu terkait mental health disorder atau gangguan kesehatan mental dipilih karena gangguan tersebut dapat menyerang siapapun. Rossa melanjutkan, di masa pandemi seperti saat ini, banyak orang-orang yang merasa stres namun tidak sadar sehingga dapat menjadi bom waktu apabila dibiarkan.
“Gangguan ini (mental health disorder, Red) merupakan gangguan psikologis seseorang yang tidak tampak dan kerap diremehkan,” terangnya.
Kegiatan Represeni diadakan mulai Selasa (14/4/2020) hingga Kamis (7/5/2020) dengan lima mata acara utama. Yaitu virtual art exhibition, stress release, art jamming, difabel punya cerita, dan belajar bahasa isyarat.
Kegiatan art jamming dilaksanakan dengan menggandeng Intuisi Kami Semua yaitu Intuisi Konsultas Agensi yang bergerak di bidang psikologis dengan pendekatan seni. Kegiatan art jamming dilaksanakan karena masih jarang masyarakan dan konsultan psikologis yang menggunakan pendekatan seni untuk mengeluarkan stres.
Pada kegiatan art jamming peserta dikenalkan dan dilatih menggambar Mandala. Kemudian, dari hasil gambar, peserta dipilih beberapa gambar untuk dibacakan kondisi psikologis dan karakterisitik mereka.
“Mandala merupakan satu jenis menggambar dengan pola berulang menggunakan simbol-simbol tertentu,” jelas Rossa.
Manfaat dari menggambar Mandala adalah untuk mengeluarkan emosi negatif dan mengurangi kecemasan. Jika dibandingkan dengan aktivitas menggambar bebas, menggambar Mandala lebih memberikan dampak kepada kondisi psikologis seseorang.
“Menggambar Mandala dapat menciptakan state of flow atau kondisi dimana kita itu asik dengan sebuah aktivitas termasuk self care,” lanjutnya.
Pengadaan kegiatan art jamming juga diharapkan dapat mengurangi stress dan emosi negatif yang dialami oleh peserta. Peserta yang mengikuti kegiatan tersebut juga diharapkan bisa mengaplikasikan metode menggambar tersebut kedepannya saat mereka merasa stres.
“Semoga temen-temen paham kondisi mereka sendiri. Kapan mereka harus melakukan self care saat kondisi mereka sedang tidak baik. Tidak menunggu untuk dibilangi namun sudah peduli terhadap kondisi mereka sendiri,” ungkap Rossa.
Tidak hanya menggandeng Intuisi Kami Semua, Represeni juga bekerjasama dengan berbagai komunitas seperti Surabaya Soul Society, Airlangga Photography Society (APS) UNAIR, teman-teman difabel dan Kartu Surabaya. (*)
Penulis : Galuh Mega Kurnia
Editor : Binti Q. Masruroh