Daphnia sp. adalah plankton golongan zooplankton dikenal sebagai pakan alami sebab mengandung protein yang cukup tinggi yaitu sekitar 42,65%. Protein tersebut sangat dibutuhkan oleh ikan stadia benih untuk menunjang pertumbuhan. Daphnia salah satu plankton yang dalam kategori mudah dikultur terutama pada media dengan ketersediaan nutrisi maksimal.
Jumlah nutrisi yang maksimal serta Kualitas air yang tepat pada media hidup Daphnia dimungkinakan akan menghasilkan proses reproduksi keturunan secara aseksual atau parthenogenesis. Daphnia yang berada dalam kondisi lingkungan maksimal akan menghasilkan individu betina. Daphnia akan menghasilkan telur yang tidak dibuahi lalu berkembang didalam kantung telur di induk yang kemudian tumbuh menjadi larva. Seekor individu betina dapat menghasilkan beberapa larva setiap 2 hingga 3 hari sekali. Kondisi lingkungan yang menghasilkan telur yang tidak dibuahi, akan memicu Daphnia memproduksi telur jantan. Individu jantan berperan dalam membuahi telur, yang kemudian akan menjadi telur dorman (kista). Daphnia individu jantan dapat membuahi ratusan individu betina dalam satu periode. Hasil telur yang dari pembuahan tersebut mempunyai keistimewaan yaitu cangkang yang tebal dan mempunyai lebih tahan terhadao kondisi lingkungan buruk.
Reproduksi Daphnia sp. memiliki empat periode yaitu telur, anak, remaja lalu dewasa. Proses dimulai dari pertumbuhan telur yang menetas dalam ruang pengeraman dan setelah melewati dua tahap instar maka akan masuk ke tahap Daphnia anak lalu remaja yang memiliki bentuk seperti Daphnia dewasa dan dikeluarkan dari ruang pengeraman. Pertumbuhan dimulai saat Daphnia mengalami moulting pada akhir periode remaja memasuki periode dewasa tahap pertama maka sekelompok telur pertama dilepaskan ke ruang pengeraman. Daphnia dewasa pada tahap akhir periode akan mengalami peristiwa beruntun dan berlangsung secara cepat dalam beberapa menit hingga beberapa jam, yaitu keluarnya anak dari ruang pengeraman, ganti kulit (moulting), pertambahan ukuran kemudian sekelompok telur baru dilepaskan ke ruang pengeraman.
Metode kultur zooplankton, Daphnia sp. pakan alami dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam teknik mulai dari teknik kultur skala laboratorium yang terkontrol hingga kultur pada kolam indoor ataupun outdoor. Pertama adalah kultur laboratorium merupakan kultur tahap awal yang dilakukan dalam kondisi terkontrol tujuannya adalah memperoleh bibit mono spesies. Kemudian hasil kultur akan dipindah ke dalam media yang memiliki ukuran volume lebih besar, proses ini disebut kultur bertingkat. Setiap skala kultur memiliki perlakuan berbeda beda khususnya skala laboratorium yang membutuhkan kondisi lingkungan terkontrol agar didapatkan pertumbuhan yang maksimal.
Wadah serta alat yang digunakan dalam proses kultur Daphnia bermacam-macam sesuai dari skala kultur. Wadah yang digunakan dapat berupa bak beton, semen, plastik, fiber dan kolam tanah. Wadah kultur dipilih tergantung tujuan dari hasil kultur tersebut. Wadah dengan bak beton, semen, plastik dan fiber digunakan untuk selektif kultur Daphnia yaitu kultur pakan alami di tempat terpisah dari ikan yang mengkonsumsi pakan alami. Wadah kultur dengan kolam tanah digunakan untuk nonselektif kultur daphnia yaitu kultur pakan alami dalam satu tempat dengan ikan yang mengkonsumsi pakan alami tersebut.
Metode awal adalah persiapan media kultur yaitu sterilisasi wadah dan alat kultur yang akan digunakan. Sterilisasi dapat menggunakan bahan-bahan kimia, desinfektan, ultraviolet, pengeringan menggunakan sinar matahari, autoclave dan oven. Peralatan seperti gelas kaca, tutup stoples, selang aerasi dan peralatan-peralatan lain dicuci dengan sabun lalu dibilas hingga bersih dengan air tawar kemudian dikeringkan. Mulut tabung erlenmeyer ditutup dengan kapas dan kain kasa steril dan terakhir ditutup dengan aluminium foil lalu dilanjutkan disterilisasi di dalam oven, autoclave atau di atas api kecil. Wadah untuk kultur skala intermediet dan massal seperti bak fiber, tangki plastik, bak beton dan bak semen dapat sterilisasi dengan dibersihkan menggunakan sikat dan diberikan desinfektan untuk menghindari kontaminasi. Sisa desinfektan yang tertinggal diwadah kultur dapat dibersihkan dengan membilas menggunakan air bersih. Air yang akan digunakan juga harus bebas dari kontaminan seperti pestisida, chlor maupun detergen. Pemberian aerasi dalam air yang akan digunakan sebagai media kultur dilakukan selama 24 jam sebelum pemasukan bibit untuk menetralkan sisa-sisa chlor yang mungkin masih tertinggal dan meminimalkan kadar karbondioksida dalam air.
Pemilihan media dalam kultur pakan alami yang tepat akan menentukan pertumbuhan pakan alami yang dikulturkan. Media kultur mengandung nutrien yang dibutuhkan oleh organisme untuk proses pertumbuhan dan perkembangan selama proses pemeliharaan. Pemenuhan nutrient yang dibutuhkan dilakukan dengan pemupukan media kultur yang berfungsi untuk menumbuhkan bakteri, fungi, detritus dan fitoplankton sebagai pakan untuk Daphnia. Peningkatan pertumbuhan Daphnia dapat dilakukan dengan pemberian pupuk yaitu pupuk organik dan anorganik. Penambahan pupuk anorganik harus dihitung terlebih dahulu berdasarkan kebutuhan unsur hara. Pupuk anorganik berasal dari bahan kimia dasar yang dibuat massal dalam pabrik seperti Nitrat, Fosfat, Silikat, Natrium dan Nitrogen.
Penulis: Luthfiana Aprilianita Sari
Department of Fish Health Management and Aquaculture, Faculty of Fisheries and Marine, Universitas Airlangga, Mulyorejo Street, Surabaya 60115, Indonesia
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:
https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/441/1/012057
The effect of catfish and chicken cultivation waste to Daphnia sp. culture
Suci Nur Hidayati dan Luthfiana Aprillianita Sari
IOP Conference Series: Earth and Environmental Science 441
