UNAIR NEWS – Bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, Selasa (21/04/2020) Magister Managemen (MM) Universitas Airlangga (UNAIR) berkolaborasi dengan Radio Smart FM mengadakan Web Seminar atau Webinar bertajuk “Sosok Kartini Masa Kini”.
Webinat tersebut diisi oleh empat orang perempuan cerminan Kartini masa kini. Mereka adalah Walikota Surabaya Dr. Ir. Tri Rismaharini, M.T; Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR Prof. Dr. Dian Agustia S.E., M.Si., Ak; Direktur SDM dan Umum PT PAL Indonesia Etty Soewardani, dan Kepala Oditurat Militer III-11 Surabaya Kolonel Chk (K) E.S.J. Wahyu Widajati, S.H.
Risma selaku Walikota Surabaya mengawali pernyataan dalam webinar tersebut bahwa untuk menjadi sosok Kartini masa kini bukan sesuatu yang sulit.
“Hal terpenting yang harus ditonjolkan adalah sebuah prestasi, serta jika kita sebagai wanita meminta sebuah hak, maka kita juga harus tau kewajiban yang harus kita lakukan dan juga janganlah lupa peran kita sebagai seorang ibu dan isteri dalam keluarga,” ujar Risma.
Tak hanya itu, Risma menambahkan bahwa di era 4.0 seperti saat ini perempuan dituntut untuk bisa berkomunikasi dan bekerja sama. Sehingga diperlukan sebuah kolaborasi untuk menggapai kesuksesan tersebut.
Hal tesebut disetujui oleh Dian selaku Dekan FEB UNAIR yang menyebutkan bahwa perempuan sebagai pemimpin harus memfasilitasi dan bersinergi dengan baik. Yakni, harus ada sinergi antara hati dan pikiran, yang bergerak dan berfikir cepat, serta harus diiringi dengan kolaborasi. Menurut Risma, perempuan masa kini harus memiliki kemampuan komunikasi.
“Kita sebagai pemimpin harus dapat memfasilitasi dan bersinergi dengan baik, sehingga kita sebagai pemimpin wanita tau menempatkan posisi, karena pemimpin tidak selalu di depan tetapi harus bergerak dan berfikir dengan cepat dan tepat,” ungkap Dian.
Tak hanya kemampuan komunikasi, Etty sebagai Direktur SDM dan Umum PT PAL Indonesia mengungkapkan bahwa perempuan juga harus beradaptasi dengan budaya yang ada. Selain itu, menanamkan kejujuran karena itu akan mengangkat Indonesia di mata dunia.
Lain halnya dengan Kepala Oditurat Militer III-11. Esi sapaan karibnya mengaku bahwa ia sempat dilema antara karir dan keluarga. Ia mengingikan sebuah keseimbangan antara memberikan yang terbaik pada karirnya di dunia militer serta dapat menjadi ibu dan isteri yang baik dalam keluarga.
“Di samping saya memiliki karir di militer, saya ingin tetap bisa mengawal anak-anak saya. Sehingga di sini keluarga menjadi yang utama dan tetap menjadi pilihan saya. Pada akhirnya, keluarga didapat dan pangkat di militer pun didapat,” ungkap Esi.
Di akhir sesi webinar, Dian menyimpulkan bahwa gender itu bukan tentang mengalahkan seorang pria, tetapi bagaimana seorang wanita membuat dirinya seimbang dengan pria, serta harus memberikan support satu sama lain.
“Meskipun kita seorang pemimpin kita juga harus memperhatikan posisi, serta harus bisa me-manage segala sesuatu sehingga dapat menciptakan peluang dan memberikan sebuah kenyamanan untuk anggota kita,” tuturnya. (*)
Penulis: Febrian Tito Zakaria Muchtar
Editor: Binti Q. Masruroh