Korelasi Antara Ekspresi -Catenin dan Stadium pada Pasien Karsinoma Nasofaring

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh deherba com

Karsinoma nasofaring (KNF) adalah keganasan yang berasal dari epitel nasofaring, memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk menginvasi jaringan di sekitarnya dan bermetastasis ke kelenjar getah bening regional dari pada keganasan kepala leher lainnya. Stadium klinis adalah faktor utama dalam menilai progresivitas dan prognosis pasien KNF. Pasien KNF dengan stadium klinis yang sama sering kali menunjukkan progresivitas dan prognosis yang berbeda. Fakta ini menunjukkan bahwa stadium klinis tidak cukup untuk memprediksi progresivitas atau respon terhadap terapi (prognosis) pada pasien KNF. Oleh karena itu diperlukan penanda molekuler yang dapat meningkatkan prediksi progresivitas dan untuk mengembangkan strategi terapeutik. Beberapa literatur menunjukkan bahwa ekspresi b-catenin yang tinggi ditemukan di berbagai keganasan seperti prostat, payudara, kanker kolorektal dan sering dikaitkan dengan invasi dan metastasis.

Analisis jalur sinyal dan profil ekspresi gen menunjukkan bahwa peningkatan ekspresi b-catenin menghasilkan proliferasi yang tidak terkontrol yang mendorong perkembangan KNF. Hubungan antara ekspresi b-catenin dan stadium pada pasien dengan KNF yang berobat RSUD Dr. Soetomo Surabaya belum diketahui.Ekspresi b-catenin pada karsinoma sel skuamosa esofagus stadium lanjut secara signifikan lebih tinggi daripada pada stadium awal. Penelitian tentang kanker orofaring menunjukkan bahwa ekspresi b-catenin yang tinggi dalam sitoplasma berkorelasi dengan tingkat diferensiasi histologis yang buruk, stadium lanjut dan keberhasilan terapi.

Pada penelitian ini hasil imunohistokimia menunjukkan bahwa peningkatan ekspresi b-catenin tidak berkorelasi dengan peningkatan stadium. Pada penelitian ini ditemukan satu pasien dengan ekspresi positif sedang pada KNFstadium I sedangkan satu pasien dengan ekspresi negatif diperoleh pada stadium IV. Hasil analisis statistik diperoleh nilai p = 0,060, dengan demikian berarti hipotesis penelitian ini tidak terbukti. Tidak ada korelasi antara ekspresi b-catenin dan stadium KNF. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian Wang et al. (2009) menemukan bahwa ekspresi b-catenin secara signifikan lebih tinggi pada stadium lanjut dibandingkan pada stadium awal (63,1% : 40,7%). Luo et al. (2012) melaporkan bahwa ekspresi tinggi b-catenin dalam sitoplasma secara signifikan berkorelasi dengan ukuran tumor, metastasis kelenjar getah bening dan stadium klinis. Xu et al. (2013) menemukan bahwa ekspresi b-catenin secara signifikan lebih tinggi pada stadium lanjut KNF (T4+T3) dibandingkan padastadium awal (T1+T2).

Hasil penelitian ini mirip dengan penelitian oleh Ruiz et al. (2011), yang menunjukkan tidak ada korelasi yang signifikan antara ekspresi b-catenin dengan ukuran tumor, metastasis atau hasil terapi pada KNF. Fakta menunjukkan bahwa b-catenin saja bukan merupakan faktor utama dalam proses invasi dan metastasis KNF. Pada keganasan lain juga memperoleh hasil yang serupa. Osterheld et al. (2002) menyebutkan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara ekspresi b-catenin dengan ukuran tumor dan metastasis kelenjar getah bening pada adenokarsinoma Barrett’s esofagus. Studi serial di suatu rumah sakit di Norwegia terhadap 722 pasien karsinoma kolorektal juga tidak menunjukkan korelasi yang signifikan antara tingkat ekspresi b-catenin dengan stadium tumor dan tingkat kelangsungan hidup.

Hipotesis yang tidak terbukti pada penelitian ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor yang menghambat aktivitas jalur pensinyalan hilir b-catenin, faktor tersebut berperan dalam perkembangan dan progresivitas KNF. Beberapa penelitian tentang KNF menunjukkan kendala pada ekspresi c-Myc dan cyclin D1 yang mengakibatkan terhambatnya transisi G1/S, mengurangi respons angiogenik IL-8 karena berkurangnya ekspresi reseptor dan meningkatnya pelepasan sitokrom C melalui peran protein VDAC1 dalam membran luar mitokondria itu menyebabkan peningkatan aktivitas caspace-9.Hipotesis yang tidak terbukti dari penelitian ini juga mungkin disebabkan oleh adanya jalur pensinyalan lain yang dapat mengatur gen target b-catenin, yang berkontribusi pada perkembangan dan progresivitas KNF. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ekspresi target gen b-catenin pada KNF berkontribusi pada perkembangan dan perkembangan KNF, itu juga diatur oleh jalur sinyal lain seperti NF-kB, PI3K dan AP-1. Ekspresi cyclin D1 dan c-Myc diatur oleh LMP1 melalui jalur pensinyalan NF-kB. Jalur sinyal NF-kB juga dilaporkan menginduksi ekspresi IL-8 dan menekan ekspresi RASSF1A melalui stimulasi LMP1. Manajemen aktivasi caspace-9 dilaporkan diatur melalui jalur sinyal PI3K / Akt.

Kesimpulan : tidak ada korelasi antara ekspresi b-catenin dan stadium pada pasien karsinoma nasofaring

Dr. dr., Muhtarum Yusuf.  Sp.THT-KL(K), FICS

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat dari tulisan kami di : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/31741991
Correlation Between β-Catenin Expression and Staging in Nasopharyngeal Carcinoma Patients

Amelia FIYusuf MArtono.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).