Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) adalah peradangan kronis dari mukosa telinga tengah dan mukosa tulang mastoid yang didapatkan lubang pada gendang telinga dan disertai keluhan keluarnya cairan dari liang telinga. Istilah peradangan kronis biasanya mengacu pada lama keluhan berupa keluarnya cairan selama lebih dari 6 sampai 8 minggu.
OMSK masih menjadi masalah yang banyak ditemukan terutama di negara berkembang, oleh karena menjadi penyebab timbulnya gangguan pendengaran. Angka kejadian OMSK adalah sebesar 4,76% setara dengan 31 juta kasus, dimana 22,6% kasus terjadi setiap tahunnya. Prevalensi OMSK di dunia mencapai 65 hingga 330 juta orang, dan 39 hingga 200 juta (60%) penderita mengalami gangguan pendengaran yang signifikan. OMSK yang terlantar dapat menyebabkan kesakitan dan kematian sehingga tetap menjadi masalah kesehatan utama di dunia. Salah satunya kesakitan dan kematian disebabkan oleh karena timbulnya kerusakan tulang di OMSK. Kerusakan tulang pada pasien OMSK disebabkan oleh karena adanya jaringan kulit yang disebut Kolesteatoma. Kerusakan yang disebabkan oleh Kolesteatoma tersebut dapat menyebabkan komplikasi sehingga menimbulkan kematian.
Kolesteatoma adalah lesi kistik yang dilapisi dengan jaringan kulit (epitel skuamosa bertingkat) dan mengandung lapisan keratin. Keratinosit dalam matriks dan makrofag kolesteatoma mengekspresikan adanya Interleukin-1α (IL- 1α). IL-1α berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan kolesteatoma. Ketidakseimbangan antara proses penyerapan dan pembentukan tulang terjadi pada pasien OMSK dengan kolesteatoma. Interleukin-1α (IL-1α) bukanlah satu-satunya sitokin yang berperan pada penyerapan tulang pada OMSK dengan kolesteatoma. Sitokin TNF-α juga mempunyai peran cukup penting pada proses tersebut. Studi di Jepang memberikan fakta bahwa terdapat peningkatan TNF-α dan IL-1 yang terdeteksi di kolesteatoma akuisita maupun kolesteatoma kongenital dibandingkan di kulit normal liang telinga.
Interleukin-1α merupakan sitokin yang berperan dalam inflamasi dan meningkatkan destruksi tulang secara langsung maupun melalui peningkatan osteoklastogenesis pada OMSK dengan kolesteatoma. Berbagai penelitian tentang penghambatan IL-1α telah dilakukan pada berbagai penyakit yang berhubungan dengan penyerapan tulang, diantaranya artritis rheumatoid, gout, ankylosing spondylitis, dan erosive osteoarthritis. Penelitian tentang antagonis IL-1α sebagai target terapi pada OMSK dengan kolesteaoma belum pernah dilakukan. Pemberian rekombinan IL-1RA dapat menjadi target baru sebagai terapi ajuvan di samping tindakan operasi pada OMSK dengan kolesteatoma. Tujuannya adalah untuk mengurangi aktivitas IL-1α sehingga mengurangi proses inflamasi, menghambat pertumbuhan kolesteatoma dan proses destruksi tulang.
Pada penelitian ini terbukti didapatkan hubungan positif kuat antara kadar IL-1α dengan derajat destruksi tulang pada OMSK dengan kolesteatoma. Artinya semakin tinggi kadar IL-1α maka akan semakin besar kerusakan yang terjadi pada tulang telinga pada penderita OMSK. Sehingga pemeriksaan kadar IL-1α dapat diupergunakan sebagai salah satu parameter untuk mengetahui kerusakan tulang telinga akibat kolesteatoma pada penderita OMSK dengan kolesteatoma. Penelitian ini memiliki keterbatasan oleh karena destruksi tulang pada OMSK dengan kolesteatoma tidak hanya diperankan oleh IL-1α. Sitokin TNF-α, PGE2, dan LPS yang dihasilkan oleh infeksi bakteri juga mempunyai peran dalam proses destruksi tulang dan penelitian ini tidak mengukur TNF-α, dan PGE2.
Penulis : dr Artono, Sp.THT-KL (K), FICS
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat dari tulisan kami di :https://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:ijphrd&volume=10&issue=9&article=170
The correlation between interleukin-1A and bone destruction on chronic suppurative otitis media with cholesteatoma
Mahardika Muhammad Reza; Artono