Etiologi Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV). HIV / AIDS adalah penyakit menular yang paling banyak muncul di dunia. Prevalensi pasien HIV / AIDS di seluruh dunia terus meningkat setiap tahun, sehingga telah menjadi masalah dan beban kesehatan global. Infeksi HIV / AIDS di Indonesia dinyatakan sebagai salah satu epidemi tercepat di Asia. Selain itu, Indonesia adalah negara dengan infeksi HIV / AIDS yang paling umum. Orang yang hidup dengan HIV / AIDS (ODHA) adalah satu dari 5,2 juta (4,1-6,7 juta) di Asia dan Pasifik pada akhir 2017. Prevalensi dan epidemi HIV / AIDS di Indonesia sangat dinamis.
Jumlah kematian terkait AIDS dan infeksi HIV / AIDS baru menunjukkan tren menurun di semua negara berisiko tinggi kecuali untuk Indonesia selama 2010-2015. Terdapat enam provinsi dengan peningkatan prevalensi HIV / AIDS di Indonesia. Jawa Timur muncul sebagai provinsi dengan prevalensi HIV / AIDS tertinggi kedua dengan sekitar 39.633 Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) pada 2017 menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Di Jawa Timur, ODHA semuanya dirawat di Rumah Sakit Umum Tersier Dr. Soetomo, yang merupakan rumah sakit rujukan terbesar di bagian timur Indonesia.
Dikarenakan oleh beberapa keterbatasan laboratorium dan ekonomi, beberapa daerah perifer Indonesia tidak dapat melakukan skrining laboratoris secara rutin untuk infeksi HIV / AIDS. Metode skrining infeksi HIV / AIDS yang mudah, cepat, dan murah diperlukan di daerah pinggiran Indonesia. Menurut penelitian sebelumnya, manifestasi oral seperti kandidiasis oral, Oral hairy leukoplakia dan Liniear Gingival Erythematelah lama diketahui sebagai indikator klinis HIV / AIDS. Manifestasi oral dapat digunakan sebagai biomarker klinis di ODHA termasuk manifestasi periodontal patognomonik, seperti Necrotizing Ulcerative Gingivitis (NUG) dan Necrotizing Ulcerative Periodontitis(NUP) yang memiliki peran penting untuk memprediksi tingkat perkembangan HIV / AIDS.
Metode yang paling sensitif dalam mengukur status imunitas ODHA adalah jumlah sel Cluster of Differentiation 4 (CD4). Hanya beberapa penelitian yang mengevaluasi hubungan CD4 + dengan manifestasi oral. Misalnya, sebuah penelitian di Afrika yang menemukan korelasi antara peningkatan viral load HIV / AIDS dan tingkat CD4 + yang rendah dengan meningkatnya prevalensi manifestasi oral. Namun, hingga saat ini, belum ada penelitian yang dilakukan di Indonesia yang mencoba untuk menilai hubungan antara manifestasi periodontal patognomonik seperti NUG dan NUP dengan CD4 di ODHA. Dengan demikian, tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki prevalensi dan korelasi manifestasi periodontal patognomonik dengan tingkat CD4 + di ODHA di rumah sakit tersier yang berlokasi di Surabaya, Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang manifestasi periodontal patognomonik yang bermanfaat untuk menentukan perkembangan AIDS untuk ODHA Indonesia.
Dijumpai 88 pasien seropositif HIV yang belum menerima terapi antiretroviral yang bersedia menjadi subyek penelitian. Dari total 88 ODHA, hanya ada 9 ODHA dengan manifestasi periodontal patognomonik. Ada 7 ODHA yang didiagnosis NUG dan 2 ODHA yang didiagnosis NUP dengan kadarCD4 + rendah (<200 sel / mm3). Namun, juga ditemukan bahwa ada korelasi antara manifestasi periodontal patognomonik dengan kadar CD4 + pada ODHA.
Gambaran klinis yang dijumpai padaNUG adalah area eritematosa pada gingiva, sensasi nyeri, edema gingiva terlokalisir, halitosis dengan sensasi logam, pembentukan pseudomembran bersama dengan pada margin gingiva, dan ulserasi pada papila tanpa disertai mobilitas gigi. Sementara itu, fitur klinis yang dijumpai pada NUP adalah jaringan nekrotik di sekitar gingiva yang ditutupi dengan pseudomembran, ulserasi seperti kawah yang menyakitkan dengan perdarahan spontan, mobilitas gigi positif karena resorpsi tulang alveolar yang cepat dalam 3 hari atau minggu. Gejala prodromal seperti demam dan mual kadang-kadang terjadi dan fitur klinis lainnya yang mungkin seperti halitosis oral dan / atau ketidaknyamanan umum juga diamati
Prevalensi NUG dan NUP sebagai manifestasi periodontal patognomonik meningkat pada ODHA Indonesia terkait dengan kadar CD4 + yang rendah yang mencerminkan tingkat penurunan imunitas yang dapat digunakan untuk memprediksi tahap perkembangan HIV / AIDS. Sementara itu, studi lebih lanjut diperlukan dengan sampel yang lebih besar dan area dengan desain studi yang lebih baik.
Penulis Prof. Dr. Diah Savitri Ernawati, drg., M.Si., Sp. PM (K).
Terkait tulisan di atas tersedia pada