Amerta XII Kembali Sambut 42 Mahasiswa Asing dari 11 Negara

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

“Budaya baru selalu menjadi hal yang menarik bagi saya. Dan saya pikir bagi Anda juga. Maka untuk mampu beradaptasi dengan suatu budaya baru. Jangan berprasangka atau ciut diri, coba pahami.

UNAIR NEWS – Wajah-wajah bersemangat terlihat dari puluhan mahasiswa asing yang berasal lebih dari 11 negara di kawasan Asia, Eropa, dan Afrika di Aula Kahuripan 300, Kantor Manajemen UNAIR pada Jumat (28/2/2020). Kehadiran mahasiswa asing tersebut menandai dibukanya kembali program Amerta XII yang siap dilepas untuk belajar selama satu semester di Universitas Airlangga.

Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, M.Si selaku wakil rektor I UNAIR dalam pembukaannya menyambut hangat kehadiran mahasiswa asing untuk menjalani perkuliahan selama enam bulan ke depan. “Jangan sungkan untuk bertanya apa saja kepada mahasiswa maupun tendik UNAIR. Kita memiliki berbagai fasilitas akademik dan non-akademik. Kami mengajak Anda sekalian di sini tidak hanya untuk belajar, tapi lebih dari itu. Apakah kalian siap?” ucap Prof. Nyoman diikuti gumaman ‘yes’ semangat peserta acara. 

Sementara itu, acara kemudian dilanjutkan dengan materi Cross Cultural Communication oleh Mag. Dr. Stefan Kutzenberger asal Fakultas Ilmu Filologi dan Budaya, Universitas Vienna, Austria. “Budaya baru selalu menjadi hal yang menarik bagi saya. Dan saya pikir bagi Anda juga. Maka untuk mampu beradaptasi dengan suatu budaya baru. Jangan berprasangka atau ciut diri, coba pahami. Maka kalian akan menemukan dunia baru yang benar-benar luar biasa,” kata Dr. Stefan dalam presentasinya.

DARI kiri, Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, M.Si selaku wakil rektor I UNAIR dan Mag. Dr. Stefan Kutzenberger asal Fakultas Ilmu Filologi dan Budaya, Universitas Vienna, Austria. (Foto: Agus Irwanto)

Dalam acara tersebut, turut dihadirkan mahasiswa-mahasiswa Airlangga Development Scholarship (ADS) serta mahasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) yang memberikan beberapa motivasi dan cerita mengenai pengalaman kuliahnya di UNAIR. “Pertama kali ke Indonesia bukanlah hal yang mudah. Jauh dari kampung halaman, orang tua, ada halangan bahasa. Tapi kemudian coba untuk mulai make friends dengan masyarakat lokal, semua akan jadi lebih mudah. Indonesia dan UNAIR kini adalah rumah kedua saya,” ungkap mahasiswa asal Zimbabwe tersebut.

Di sisi lain, Silas asal Nigeria sebagai mahasiswa ADS memberikan tips dan cerita lain. Silas yang telah menuntut ilmu di UNAIR sejak 2017 tersebut mengungkapkan bahwa dia menemukan dunia dan budaya baru di Indonesia. Maka untuk mengenal dan dekat dengan dunia tersebut, Silas menganjurkan mahasiswa asing untuk lebih banyak tersenyum. “Orang Jawa itu orang yang baik dan manis,” ujar Silas diikuti oleh gelak tawa peserta acara yang lain.

SKS dalam Amerta sendiri bersifat credit learning atau transfer yang nantinya dapat dipakai di Universitas asal seusai Amerta berakhir. Dian Ekowati, S.E., M.Si, M.AppCom(OrgCh)., Ph.D mengungkapkan bahwa acara tersebut merupakan salah satu langkah UNAIR untuk berkontribusi pada global academic community. “Pendidikan adalah hal yang dapat memecahkan batas antar negara. Mengenalkan UNAIR pada dunia, serta mengingkatkan sumber daya manusia tidak hanya di Indonesia, tapi juga dunia.” tutur ketua Airlangga Global Engagement (AGE) tersebut. 

Amerta XII sendiri mengirim 42 mahasiswa asing asal Malaysia, Belanda, Prancis, Jerman, Brunei Darussalam, Afghanistan, India, Nepal, Pakistan, Gambia, dan Tanzania ke berbagai fakultas sains maupun sosial di UNAIR. (*)

Penulis: Intang Arifia
Editor: Feri Fenoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).