UNAIR NEWS – Airlangga Global Engagement (AGE) merupakan salah satu lembaga di Universitas Airlangga (UNAIR) yang bertanggung jawab atas berbagai program exchange bagi mahasiswa. Dalam acara Airlangga Education Expo (AEE) 2020, Irfan Wahyudi, Ph.D selaku Head of International Program Division berkesempatan untuk memaparkan beberapa hal yang harus disiapkan sebelum melakukan program exchange ke luar negeri.
Dalam paparannya, Irfan mengatakan bahwa modal awal sebelum melakukan program exchange adalah kemampuan berbahasa asing khususnya adalah bahasa inggris. Tingkat kemampuan berbahasa inggris dapat diukur dengan melakukan berbagai macam tes. Dengan mengetahui kemampuan bahasa inggris yang dimiliki, maka persyaratan exchange yang lain sudah bisa dipersiapkan.
“Syarat minimal yang harus dipenuhi adalah kemampuan berbahasa asing, tentunya sudah mencapai skor tertentu yang ditentukan oleh universitas mitra,” ucapnya pada Minggu (23/02/20).
Selain kemampuan berbahasa asing, ada empat hal yang harus diperhatikan yakni tipe program yang akan diikuti, deadline dari pendaftaran program, lama program dilaksanakan dan biaya yang harus dikeluarkan. Tipe program exchange yang dimaksud seperti seminar, short program, full semester program dan lain-lain.
Aktivitas yang dapat dilakukan dalam program exchange itu sendiri adalah credit transfer, credit earning, research dan internship. Irfan menekankan bahwa kegiatan dalam program exchange tidak hanya berupa kuliah saja tetapi juga bisa melakukan research ataupun melakukan magang.
Program exchange tersebut memberikan berbagai macam manfaat bagi mahasiswa dan universitas. Manfaat yang bisa dirasakan mahasiswa mulai dari mendapat pengetahuan baru, teman baru, hingga dapat mengembangkan softskill yang dimiliki. Sedangkan untuk universitas beberapa manfaat yang bisa dirasakan antara lain dapat menambah partner dengan universitas luar negeri, menambah pandangan baru terkait kurikulum dan administrasi untuk semua mahasiswa dan masih banyak lagi manfaat lainnya.
Beberapa program exchange yang ditawarkan untuk mahasiswa adalah Osaka University-Wide Incoming Exchange Programs, Chung-Ang University Exchange Program South Korea, Lab Exchange National Chung Hsing University Taiwan dan lain-lain. Program-program tersebut ada yang dibiayai secara penuh dan ada pula yang hanya sebagian.
Pada akhir paparannya, Irfan mengungkapkan tantangan yang harus dihadapi sebelum mengikuti program exchange. Tantangan pertama adalah rendahnya persiapan mahasiswa, masalah visa, kemudian terkait kurangnya dukungan dari staf pengajar, masalah kesehatan yang sedang terjadi dan yang paling penting adalah masalah pembiayaan.
“Funding (biaya)adalah tantangan yang paling utama, karena biaya itu selalu menjadi hal yang penting untuk dipertimbangkan,” pungkasnya di Airlangga Convention Center (ACC) Kampus C UNAIR. (*)
Penulis: Dita Aulia Rahma
Editor: Khefti Al Mawalia