Alumni Fakultas Hukum Dirikan ‘Senyum Desa’, Sarana Mengabdi Kaum Muda

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Bagi seorang muslim, terdapat hadist yang menyatakan bahwa barangsiapa membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan membantu keperluannya (HR bukhari-Muslim). Sebagaimana tercantum dalam hadits tersebut, setiap manusia diperintahkan untuk berbuat baik dan saling tolong menolong dalam kebaikan.

Seperti yang dilakukan oleh Abdul Rozak atau biasa dipanggil Zaki, alumnus Fakultas Hukum Universitas Airlangga Angkatan 2015. Zaki merupakan sosok inspiratif dan penuh semangat dalam pengabdian kepada masyarakat. Berkat kesadaran dan semangatnya, ia berhasil mendirikan wadah bagi generasi muda untuk mengabdi pada negeri.

“Wadah tersebut saya beri nama ‘Senyum Desa’, sebuah wadah bagi generasi muda yang bertujuan untuk turut serta melunasi janji-janji kemerdekaan. Yaitu, pemerataan di berbagai bidang seperti ekonomi, pendidikan, social, dan kemanusiaan,” ujar Zaki pada Jum’at (21/2/2020).

Senyum Desa yang didirikan Zaki tidak hanya memiliki fokus pengabdian. Namun, juga bergerak sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat di perdesaan. Namun, selalu dilakukan penelitian terlebih dahulu sebelum melakukan pengabdian masyarakat.

Senyum Desa berdiri pada 27 Oktober 2017. Yang mendorong Zaki dalam mendirikan Senyum Desa adalah latar belakangnya sebagai pemuda desa. Ia melihat fakta miris bahwa di perdesaan pemerataan belum maksimal. Akibatnya, banyak anak putus sekolah, akses kesehatan sulit, dan bahkan terjadi kasus bayi meninggal karena jauhnya puskesmas atau polindes.

“Infrastuktur yang tidak memadai dan medan yang sangat berat menjadi penghalang desa untuk mendapatkan sesuatu yang layak. Hal itu membuat saya tergerak untuk menciptakan sebuah gerakan. Gerakan anak muda supaya anak-anak di perdesaan dapat memiliki mimpi untuk bisa sama dengan mereka yang di perkotaan,” ungkapnya.

“Anak-anak di pedesaan masih kurang referensi dalam bermimpi. Kebanyakan ingin menjadi guru dan dokter. Rata-rata bahkan setelah lulus SD menjadi TKI di Malaysia, Arab, dan negara lainnya, sungguh miris jika terus dibiarkan,” imbuh pemuda kelahiran Sampang itu.

PENANDATANGANAN Mou Senyum Desa dengan Pemkab Sampang oleh Abdul Rozak S.H, dan H. Slamet Junaidi. (Foto: Istimewa)

Hingga saat ini, Senyum Desa sudah melakukan kegiatan ke berbagai wilayah, terutama di empat kabupaten di Madura. Selain itu, sudah melakukan kegiatan di Lombok, Kalimantan Barat, di pulau tapal batas Indonesia dan Serawak, di pedalaman Kalimantan Barat Kabupaten Kapuas Hulu, dan di Palu ketika gempa dan tsunami melanda.

Senyum Desa memiliki pengurus pusat di Surabaya dan beberapa koordinator wilayah seperti di Sampang, Pamekasan, Bangkalan, Surabaya, Malang, Kediri, Bondowoso, Kalimantan Barat, Kota Waringin Barat, serta Lombok tengah. Jumlah relawan atau kakak pengabdi yang tergabung sudah melebihi 700 pengabdi dari berbagai latar belakang.

“Kita Sudah menandatangani kerja sama di bidang pembangunan daerah dengan pemerintah Kabupaten Sampang, dengan Komisi Perlindungan Anak desa Kabupaten Lombok Tengah. Selain itu, kita sudah menjalin dengan kerja sama sebagai mitra pengelola zakat dengan dompet dhuafa Jawa Timur,” tambahnya.

“Sangat terkejut dan tidak menyangka, gerakan yang saya dirikan semasa kuliah bisa sebesar ini dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak pemerintah maupun swasta. Ke depannya semoga kami selalu mampu menebar kebaikan dan manfaat untuk Indonesia lebih sejahtera,” pungkas Zaki. (*)

Penulis: Muhammad Wildan Suyuti

Editor: Feri Fenoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).