Dry eye disease (DED) merupakan salah satu masalah yang sering dijumpai pada pasien mata, yang merupakan penyakit multifactor disertai disfungsi unit lakrimal yang mengakibatkan gangguan pada lapisan air mata, berpotensi menimbulkan gangguan penglihatan hingga kerusakan pada permukaan mata.
Proses radang atau inflamasi dapat mengganggu sistem regulasi Growth Factor (GF) terlibat dalam kondisi menjaga permukaan mata, yang kemudian menyebabkan kerusakan permukaan mata. Beberapa GF yang terlibat dalam proses ini adalah Epidermal Growth Factor (EGF), Hepatocyte Growth Factor (HGF), Basic Fibroblast Growth Factor (bHFGF), sedangkan Vacular Endothelial Growth Factor-A (VEGF-A) ditemukan meningkat pada DED.
Resveratrol merupakan agen phytoalexin, yang dapat menurunkan sekresi VEGF pada sel. Penelitian ini merupakan penelitian in vitro yang diharapkan dapat menghasilkan dosis optimal pada resveratrol untuk meningkatkan kada EGF dan HGF serta menurunkan kadar VEGF.
SPMWJ diisolasi dari tali pusar, yang didapatkan dari bayi baru lahir sehat, dilahirkan dengan metode aseptic section caesaria. Tali pusar diambil kemudian diisolasi secara enzimatis. Karakterisasi sel fenotip SPM menggunakan ekspresi CD 105, CD 90, CD 73 dan CD 45. SPMWJ kemudian dikembangkan dalam media terkondisi yang kemudian dibagi menjadi 6 grup, diberikan perlakuan dosis resveratrol yang berbeda yaitu 0.1 μm, 0.2 μm, 0.4 μm, 0.5 μm, 0.8 μm, dan 1.0 μm. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan viabilitas sel dan pengukuran kadar Growth Factor dengan metode enzyme linked immunosorbent assay (ELISA).
SPMWJ sukses diisolasi menggunakan metode mixed enzymatic-explant. Sel mencapai konfluensi 80% dalam 14 hari lalu dikarakterisasi dengan indicator SPM CD 105, CD 90, dan CD 73 FITC menghasilkan nilai positif, namun didapatkan nilai negative pada ekspresi antibody CD 45. Viabilitas sel tertinggi didapatkan pada dosis resveratrol 0.5 μm, dan terendah pada FBS 2%. Kadar GF tertinggi didapatkan, HGF pada dosis 0.8 μm, EGF pada 0.1 μm, dan VEGF pada FBS 10%, sedangkan kadar HGF, EGF dan VEGF, didapatkan pada 0.5 μm, 0.5 μm, dan 0.4 μm. Pada penelitian ini didapatkan dosis optimal resveratrol adalah 0.1 μm, yang mana didapatkan kadar EGF dan HGF yang tinggi, serta kadar VEGF yang rendah.
SPM mendapatkan perhatian yang besar terhadap terapi pada DED dan regenerasi permukaan air mata. Pada penelitian ini mendapatkan bahwa penggunaan ekstrak jaringan extraembryonic tetes mata dapat memberikan kegunaan pada penyembuhan dan regenerasi permukaan air mata. Manfaat lebih lanjut mengenai penggunaan SPM secretome pada DED adalah untuk mencegah timbulnya efek samping penggunaan sel punca yang tidak diinginkan, seperti jaringan teratom, reaksi imunologis, penggunaan alogenik, dan tramisi agen infeksius.
Penulis: Evelyn Komaratih1, Yuyun Rindiastuti1, Yohanes Widodo Wirohadidjojo2, Fedik A. Rantam, Aristika Dinaryati3, Ni Made Inten Lestari1 and Cita R. S. Prakoeswa4
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:
THE RESVERATROL INCREASE OF HEPATOCYTE GROWTH FACTOR (HGF) AND EPIDERMAL GROWTH FACTOR (EGF) LEVELS IN WHARTON’S JELLY MESENCHYMAL STEM CELLS (WJ-MSCS) SECRETOME : TOWARD CELLFREE THERAPY IN DRY EYE DISEASE (DED) https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjM5f29wpznAhWnH7cAHV6DDDcQFjAAegQIBBAB&url=http%3A%2F%2Fwww.jpad.com.pk%2Findex.php%2Fjpad%2Farticle%2Fdownload%2F1336%2F1294&usg=AOvVaw3RkKcQF0X2Nxq8D0-1QJIa