Industrialisasi yang berkembang pesar dan populasi manusia yang semakin meningkat menyebabkan perubahan kritis terhadap lingkungan. Salah satu kontaminan yang paling merusak adalah bahan kimia pengganggu endokrin yaitu dioksin yang dapat mengubah sistem hormonal dan homeostatis. Banyak bahan kimia memiliki sifat mengganggu endokrin, seperti logam berat, pestisida, pelarut, hidrokarbon aromatik polycyclic, beberapa produk rumah tangga, produk pembersih, plasticizer, penyegar udara, produk kosmetik dan pewarna rambut. Zat kimia ini dapat bertindak klasik melalui reseptor nuklir, reseptor hormon steroid nonnuklear (Reseptor estrogen membran), reseptor non- steroid, reseptor orfan (reseptor aril hidrokarbon-AhR), jalur enzimatik yang terlibat dalam steroidogenesis dan banyak mekanisme lain yang berhubungan dengan sistem endokrin dan reproduksi.
Perlu kita ketahui kontrol lokal yang diberikan oleh faktor autokrin dan/atau parakrin seperti sitokin dan kemokin sehingga, paparan dioxin memengaruhi fungsi sel Leydig dengan mengubah proses steroidogenesis dan menurunkan kadar hormon testosteron. Efek toksisitas dioxin pada sistem reproduksi jantan dapat menginduksi stress oksidatif sehingga mengganggu sistem pertahanan antioksidan dalam testis dengan meningkatkan anion superoxide, lipid peroksidase dan kematian DNA pada berbagai jaringan termasuk di sistem reproduksi, sehingga meningkatkan ROS.
Melihat dampak yang ditimbulkan oleh toksisitas dioxin sangat berbahaya karena menimbulkan stress oksidatif, maka diperlukan bahan yang dapat memutus toksisitas dioxin seperti senyawa antioksidan. Senyawa antioksidan banyak ditemukan pada berbagai tumbuhan, salah satunya Rumput Kebar (Biophytum petersianum K). Rumput kebar merupakan salah satu tumbuhan herbal yang terdapat di Indonesia khususnya di Papua Barat yang telah dipakai secara turun-temurun oleh penduduk setempat sebagai obat tradisional dalam memperbaiki kinerja reproduksi. Rumput kebar mengandung senyawa kimia golongan alkaloid, saponin, tanin, fenolik, flavonoid, triterpenoid, steroid dan glikosida.
Dioksin masuk ke dalam tubuh melalui selaput sel, bersatu dengan protein dasar reseptor dan masuk kedalam inti sel. Dioksin dalam inti sel akan berinteraksi dengan DNA dan menyerang gen yang mengontrol banyak reaksi biokimia seperti sintesa dan metabolisme hormon, enzim, maupun faktor pertumbuhan, sehingga bisa menimbulkan dampak dari kelainan janin sampai kanker. Dioksin merupakan senyawa yang mampu mengacaukan sistem biologis hormon, yaitu dengan cara bergabung dengan reseptor hormon, sehingga mengubah fungsi dan mekanisme genetis dari sel, dan mampu menurunkan daya kekebalan tubuh serta kekacauan sistem urat saraf, keguguran kandungan, malahan dapat berakibat cacat kelahiran (birth deformity). Rumput Kebar (Biophytum petersianum K) yang memiliki peran dalam perlindungan terhadap serangan radikal bebas. aktivitas antioksidan dari tumbuhan ini secara in vitro menunjukkan bahwa tanaman ini memiliki kemampuan antioksidan yang baik dalam uji Free Radical Scavenging (DPPH) dan Ferric Reducing Ability (FRAP). Kinerja flavonoid yang terkandung dalam rumput kebar mampu berikatan dengan reseptor estrogen alfa (REα) pada sel Leydig yang dapat menggantikan fungsi estrogenik dan bekerja sama dengan testosteron untuk pematangan spermatozoa.
Penulis: Milla Nursadida
Tulisan di atas merupakan tesis penulis yang berjudul: Ekstrak Rumput Kebar Solusi Menangkal Oksidan pada Paparan Dioxin