Pemasangan implan gigi adalah perawatan yang ideal untuk menggantikan gigi yang hilang. Akan tetapi, penanaman implan gigi di daerah anterior rahang atas yang mengalami defek tulang menjadi tantangan tersendiri karena terkait dengan masalah aspek estetik pasien. Untuk mengatasi defek di daerah tersebut, dilakukan prosedur augmentasi dengan bone graft atau tandur tulang dengan metode guided bone regeneration (GBR).
Bahan baku emas tandur tulang adalah autogenous bone graft yang biasanya diambil dari tulang dagu pasien sendiri. Meskipun autogenous bone graft terbukti mempunyai keberhasilan yang tinggi, tetapi prosedur autogenous bone graft dapat menyebabkan morbiditas pada pasien. Oleh karena itu saat ini dikembangkan beberapa macam graf tulang substitusi untuk menggantikan atau sebagai alternatif autogenous bone graft. Materi graf substitusi dapat dibuat dari bahan alam maupun sintetik. Salah satu bahan graf dari alam adalah material yang dibuat dari pemrosesan tulang sapi (xenogenik).
Salah satu hasil pemrosesan tulang sapi adalah partikel graf deproteinized bovine bone mineral atau disingkat dengan DBBM. Partikel DBBM telah lama digunakan untuk prosedur tandur tulang (bone grafting) untuk persiapan pemasangan implan gigi. Akan tetapi beberapa peneliti mengatakan bahwa DBBM sulit diserap oleh tubuh sehingga berpotensi mengganggu proses osseointegration implan gigi dengan tulang di tempat implan tersebut ditanam.
Apakah hipotesis tersebut benar, diperlukan pembuktian secara ilmiah apakah penanaman implan disertai penanaman graf tulang DBBM dapat mempengaruhi penyatuan (osseointegration) implan gigi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keberhasilan perawatan implan gigi dan stabilitas jaringan pasca augmentasi dengan partikel DBBM pada daerah anterior rahang atas.
Studi klinis ini melibatkan 17 pasien dengan 23 implan gigi di daerah rahang atas anterior yang memenuhi kriteria penelitian yaitu dilakukan augmentasi defek tulang alveolaris dengan DBBM bersama dengan pemasangan implan gigi (pendekatan simultan) dan pemasangan implan gigi dilakukan 6 bulan setelah prosedur augmentasi (pendekatan bertahap). Pada penelitian ini digunakan sistim skor untuk menentukan stabilitas jaringan alveolus tempat pemasangan implan gigi dengan membandingkan dimensi horizontal jaringan sebelum dan setelah augmentasi.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat keberhasilan perawatan implan gigi 100%, artinya semua implan yang ditanam survive saat dilakukan pengamatan. Hasil pengukuran stabilitas jaringan horizontal menunjukkan 82,6%, resorbsi rendah,13% resorbsi sedang dan 4,3% resorbsi tinggi. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa prosedur augmentasi dengan pendekatan simultan menyebabkan tingkat resorpsi lebih rendah secara signifikan dibandingkan dengan pendekatan bertahap.
Perawatan implant di regio anterior maksila seringkali harus disertai dengan prosedur augmentasi dengan graf untuk mempertahankan dimensi horizontal tulang alveolar yang penting untuk mempertahankan estetik di sekitar mahkota implan. DBBM merupakan graf yang sesuai untuk indikasi tersebut karena partikel DBBM tidak mudah diserap oleh tubuh.
Beberapa penelitian membuktikan partikel DBBM mengalami resorbsi yang sangat lambat, dapat mencapai 3-4 tahun. Bahkan stabilitas bahan graf dapat mencapai sampai dengan 1,5 tahun sekalipun tidak ada implan yang ditanam. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa mayoritas sampel penelitian menghasilkan tingkat resorbsi yang rendah.
Pendekatan simultan lebih menguntungkan bagi pasien dan operator karena akan sangat mengurangi waktu dan biaya perawatan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini yaitu waktu perawatan pada kelompok pendekatan bertahap hampir dua kali lipat lebih lama dibandingkan dengan kelompok pendekatan simultan.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa tingkat resorbsi jaringan yang rendah lebih dominan pada prosedur augmentasi pendekatan simultan dibandingkan dengan pendekatan bertahap. Hal ini mungkin disebabkan karena augmentasi bertahap lebih banyak diaplikasikan pada kasus dengan defek yang sangat luas sehingga tidak dapat dilakukan pendekatan secara simultan.
Pada defek yang luas penanaman partikel graf kurang menguntungkan karena dapat menyebabkan instabilitas graf akibat tekanan oleh mukosa di atasnya atau beban mekanis yang ditimbulkan oleh gigi tiruan yang kurang dibebaskan dari permukaan jaringan yang dilakukan augmentasi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah augmentasi defek horizontal tulang dengan partikel deproteinized bovine bone mineral di daerah anterior maksila menghasilkan jaringan yang stabil dan tidak mempengaruhi stabilitas implan gigi. Stabilitas jaringan tampak lebih baik pada pendekatan simultan dibandingkan dengan pendekatan bertahap. (*)
Penulis : David Buntoro Kamadjaja, Ni Putu Mira Sumarta, Andra Rizqiawan
Artikel lebih lanjut dalam dilihat melalui link berikut https://www.hindawi.com/journals/crid/2019/5431752/