Rhodamin B merupakan zat pewarna tekstil yang berbahaya jika digunakan untuk makanan atau jajanan. Masuknya rhodamin B dalam tubuh dapat menimbulkan keracunan, gangguan hati, kanker. Disamping itu dapat pula menimbulkan iritasi saluran pernafasan, kulit, mata dan saluran pencernaan. Hal tersebut ditegaskan melalui Permenkes RI Nomor 239/Men.Kes/Per/V/85, 1985). Disamping itu, masuknya limbah hasil industri yang menggunakan rhodamin B ke sungai juga sangat berbahaya. Oleh karena itu, diperlukan perangkat deteksi kadar Rhodamin B yang yang bekerja dengan akurasi tinggi, mudah pengoperasiannya, dan relatif murah harganya.
Fiber optik sering disebut serat optik merupakan pandu gelombang cahaya berbentuk silinder berdiameter ratusan mikrometer (seper satu juta meter). Fiber optik terbuat dari bahan kaca atau plastik. Awal mulanya, serat optik diciptakan sebagai saluran komunikasi berbasis cahaya. Selanjutnya dikembangkan perangkat-perangkat optik yang terbuat dari sber optik, misalnya fiber Bragg grating, fiber coupler, fiber bundle dsb untuk mendukung perkembangan sistem komunikasi berbasis cahaya. Dalam perkembangannya, perangkat-perangkat optik tersebut dikembangkan sebagai sensor bermacam-macam parameter. Karena tingkat akurasinya yang tinggi, kebal terhadap gangguan medan elektromagnet, mudah pengintalannya serta kompatibel dengan perangkat kontrol, sensor berbahan serat optik tersebut banyak digunakan di industri, medis, serta pertahanan. Mempertimbangkan kemampuan perangkat-perangkat optik sebagai sensor, maka untuk membantu sekaligus memperkaya metode deteksi kadar rhodamin B dalam larutan, berhasil dirancang bangun sensor kadar rhodamin B dalam air suling menggunakan perangkat optik berbentuk fiber bundle.
Sensor kadar rhodamin B dalam air suling berbahan dari fiber bundle menngunakan laser hijau sebagai sinyal telah berhasil dirancang bangun. Mekanisme kerja sensor penggunakan prinsip seraban larutan rhodamin B terhadap cahaya hijau. Dengan meletakkan larutan rhodamin B dalam air sebanyak 70 mikroliter ke dalam wadah sampel berupa cermin cekung dan meletakkan ujung fiber bundle (probe sensor) diatas sampel (berjajar 9 mm dari permukaan sampel), maka kadar rhodamin B akan terdeteksi tanpa terjadi kontak langsung antara probe sensor dengan sampel. Mekanisme deteksi tanpa menyentuh sampel tersebut menjadikan probe sensor tidak memerlukan perawatan. Artinya, probe sensor dapat digunakan berulang-ulang. Dengan demikian biaya perawatan sensor dapat ditekan. Dengan mekanisme kerja tersebut, sensor hasil rancang bangun mendeteksi kadar rhodamin B dalam rentang 0-20 ppm (part per million)) dengan resolusi sebesar 0,6 ppm.
Melalui penelitian lanjutan, besar harapan sensor yang dihasilkan dapat dikembangkan menjadi alat ukur kadar rhodamin B untuk berbagai macam larutan. Dengan demikian, keberadaan alat ukur tersebut dapat membantu BP POM serta pihak-pihak yang berkaitan dengan lingkungan dalam melakukan pengawasan terhadap penggunaan rhodamin B sebagaimana fungsinya.
Penulis : Samian
Link terkait tulisan di atas: Touchless Mechanism to Detect Rhodamine B Concentration in Distilled Water Using Fiber Bundle.
link jurnal : https://www.hindawi.com/journals/ijo/2019/5918958/