Indonesia merupakan negara yang memiliki spesies burung endemik paling banyak di dunia, namun keberadaan beberapa spesies burung asli Indonesia terancam punah. Salah satunya adalah burung asli pulau Bali, yaitu Jalak Bali.
Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) atau juga dikenal oleh masyarakat lokal dengan nama Curik Bali merupakan burung yang berasal dari suku Sturnidae. Jalak Bali merupakan burung yang sangat populer di kalangan masyarakat karena keindahan bentuk fisik yang di milikinya. Misalnya, memiliki tubuh putih, bingkai mata berwarna biru cemerlang, dan sentuhan hitam di ujung sayap dan bulu ekor. Burung Jalak Bali secara alami hanya ditemukan di bagian barat Pulau Bali, yang kini lebih dikenal sebagai kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB).
Di habitat asalnya tersebut populasinya hanya tinggal beberapa ratus ekor dan pada tahun 1966 Jalak Bali dimasukkan ke dalam kelompok jenis hewan yang terancam punah. Dalam menjaga kelestarian sekaligus memulihkan populasi Jalak Bali, perlu dilakukan upaya pelestarian. Salah satu bentuk upaya pelestarian Jalak Bali adalah dengan kegiatan penangkaran. Penangkarannya sangat sulit karena secara morfologis burung jantan sulit dibedakan dengan yang betina. Dalam hal ini prinsip penangkaran adalah pemeliharaan dan perkembangbiakan sejumlah satwa liar yang sampai pada batas-batas tertentu dapat diambil dari alam, tetapi untuk selanjutnya, pengembangannya hanya diperkenankan diambil dari keturunan keturunan yang berhasil dari penangkaran. Selanjutnya sebagian dari hasil penangkaran dapat dikembalikan lagi ke habitat aslinya.
Selama dua tahun (tahun 2014 s/d 2015) kami telah meneliti reproduktivitas burung Jalak Bali di peternakan burung di Safari Bird Farm desa Kudu, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur dan di Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah meningkatan reproduktivitas Jalak Bali dengan perbaikan mutu pakan hasil kombinasi bahan alami dengan penambahan suplemen protein dan vitamin. Ransum pakan yang disusun dari bahan alami yaitu: jangkrik, kroto, pisang kepok, jagung, kacang hijau, kacang kedelai, kacang tanah dan tepung ikan.
Bahan-bahan tersebut dikeringkan kemudian digiling sampai halus dan dicampur kemudian dibuat pellet atau butiran (granula) kemudian ditera kandungan proteinnya. Formula pakan tersebut dibuat menjadi tiga macam masing-masing mengandung protein 17%, 18% dan 19%. Dua belas pasang burung (jantan dan betina) Jalak Bali dibagi menjadi 4 kelompok yakni: kelompok P I protein 17%, kelompok P II protein 18% dan kelompok P III protein 19%. Sedangkan kelompok kontrol diberikan pakan burung komersial yang ada di pasaanan biasa digunakan sebagai pakan sehari-hari burung Jalak Bali serta air minum diberikan secukupnya.
Perlakuan pemberian pakan dimulai sejak burung mencapai masa remaja (berumur 6 bulan) dan sudah menempati sangkar masing-masing. Pakan diberikan 2 kali sehari yakni pada waktu pagi dan sore hari. Selanjutnya ke-12 pasang burung tersebut diamati kecepatan waktu terjadinya perkawinan dan produksi serta kualitas/daya tetas telurnya.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa perlakuan ketiga (P III) dengan protein 19% memiliki pengaruh terbaik dari jumlah produksi telur Jalak Bali, dengan hasil produksi telur rata-rata 3 butir dan semua telur terbuahi (100%) sedangkan pada perlakuan pertama dan kedua (P I dan P II, protein 17% dan 18%) jumlah rata-rata produksi telurnya 3 butir namun tidak semua telur dapat terbuahi (55%), sedangkan pada perlakuan kontrol tidak bertelur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, ransum dengan protein 19% berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah produksi telur yang dihasilkan Jalak Bali lebih banyak dan memiliki fertilitas yang tinggi, dibandingkan dengan ransum protein 18% dan 17% yang memiliki jumlah produksi telur yang bervariasi dan tidak konsisten jumlah dan fertilitas telurnya, dimana fertilitas telur sangat berpengaruh terhadap kelestarian Jalak Bali. (*)
Penulis: Mas’ud Hariadi
AIP DOSEN_SCOPUS_[Erma Safitri] (rma_fispro@yahoo.com)
JudulJ urnal: Indian Veterinary Journal
Judul Artikel : The Effect of Feeding High Level of Protein on Reproductive
Performance of Bali Starling (Mas’ud Hariadi, et al.)
Jurnal lengkap di atas dapat ditemukan di link berikut
[ivj.org.in/users/members/viewarticles.aspx?Y=2019&I=794]