Satuan Polisi Pamong Praja (selanjutnya disebut dengan Satpol PP) merupakan lembaga pemerintahan yang diberi wewenang untuk melaksanakan penegakan Peraturan Daerah, Keputusan Bupati dan Peraturan Perundang-undangan yang lain dalam rangka kondisi yang tentram dan tertib di lingkungan masyarakat. Tujuan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di Kabupaten Gresik adalah untuk menciptakan iklim dimana pemerintah dan masyarakat di Kabupaten Gresik dapat melakukan kegiatan-kegiatan untuk memenuhi tugas dan pekerjaannya secara aman, tentram, tertib dan teratur.
Ketentraman dan ketertiban umum sendiri dapat tertanggu oleh berbagai sebab dan keadaan antara lain adanya pelanggaran hukum dan peraturan daerah yang menyebabkan terganggunya ketentraman dan ketertiban masyarakat; adanya bencana-bencana, baik bencana alam maupun bencana yang ditimbulkan oleh manusia; dan faktor-faktor di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kinerja kedinasannya, anggota Satpol PP seringkali menghadapi permasalahan baik dari internal dan eksternal petugas, yaitu adanya Stress Kerja dan motivasi pendorong kinerjanya.
Peneltian ini dilakukan untuk mengetahui dugaan semula bahwa terhadap dua variabel yang dapat mempengaruhi kinerja, yaitu Stres kerja dan Motivasi kerja. Kedua variabel tersebut dilihat secara parsial maupun stimultan pengaruhnya terhadap kinerja Pol PP di Kabupaten Gresik.
Higgins (1982) menyatakan bahwa stres adalah kondisi fisik dan psikologis seseorang yang merupakan akibat dari proses adaptasinya terhadap lingkungan. Sedangkan dalam pandangan psikologi klinis, Maramis (1998) menyatakan stres ialah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri dan karena itu sesuatu yang mengganggu keseimbangan kita bila kita tidak dapat mengatasinya. Tidak dapat dipungkiri, stres yang dialami karyawan di tempat kerja tidak selalu bersifat negatif. Dalam kondisi normal, manusia harus mampu menemukan keseimbangan dan respon-respon baru sebagai reaksi mereka terhadap situasi baru.
Komponen penting dalam manajemen sumber daya manusia adalah motivasi. Motivasi adalah proses dimana kebutuhan-kebutuhan yang mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah pada tercapainya suatu tujuan tertentu. Jika tujuan berhasil dicapai, maka akan memuaskan atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebtu (Munandar: 2001). Kinerja atau prestasi kerja diberi batasan oleh Maier (dalam As’ad : 1991) sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu perkejaan. Sedang Suprihanto (dalam Srimulyo : 1999) mengatakan bahwa kinerja atau prestasi kerja seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan kemungkinan, misalnya standar, target / sasaran atau kinerja yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan tiga buah quisioner berupa skala likert yang mengukur 120 orang responden anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Gresik. Penelitian ini menggunakan 3 skala yang berbeda untuk mengukur aspek-aspek dalam tiga variabel penelitian, yaitu stres kerja, motivasi kerja dan kinerja. Pengujian dan analisis data menggunakan SPSS.
Hasil penelitian ini berhasil mendukung hipotesis pertama penelitian, yaitu bahwa variable stress kerja dan variabel motivasi kerja secara parsial dam stimultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja Anggota Polisi Pamong Praja Kabupaten Gresik.
Pengujian terhadap hipotesis ketiga tidak mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa variabel stress kerja lebih dominan daripada variabel motivasi kerja terhadap variabel kinerja. Nilai koefisien regresi X2 (motivasi kerja) terbukti lebih besar dari pada nilai koefisien regresi X1 (stress kerja) yang membuktikan bahwa variabel motivasi kerja lebih dominan mempengaruhi kinerja dari pada variabel stress kerja.
Penulis: Fransiska Dyah Ayu Puspitasari; *Subagyo Adam
Berikut link terkait artikel di atas: http://Produccioncientificaluz.org/index.php/opcion/article/view/24687