UNAIR NEWS – Ketahanan energi menjadi salah satu isu nasional yang marak dibicarakan di Indonesia, sehingga perlu mendapat perhatian dari semua komponen bangsa. Tidak hanya sebatas pada sektor ekonomi, krisis di bidang energi ini dapat berdampak pada banyak sektor, seperti sektor politik, keamanan, kesehatan, lingkungan, dan kemanusiaan.
Mikroalga merupakan mikroorganisme fotosintetik yang mampu menghasilkan asam lemak dan karbohidrat yang tinggi melalui proses esterifikasi, asam lemak mikroalga dapat dikonversi menjadi biodiesel. Indonesia memiliki keanekaragaman mikroalga yang tinggi, tetapi potensinya masih belum dimanfaatkan secara maksimal.
Potensi mikroalga sangat menjajikan untuk digunakan sebagai agen dalam produksi biodiesel, sehingga potensinya perlu dikulik secara mendalam. Karenanya, dosen Fakultas Sains dan Teknologi (FST)Prof. Dr. Purkan, S.Si., M.Si.melakukan penelitian untuk mengungkap potensi mikroalga di Indonesia yang dapat digunakan sebagai sumber produksi biodiesel.
“Mikroalga berpotensi sebagai sumber produksi biodiesel karena memiliki keunggulan sepertipertumbuhannya cepat, produktivitasnya tinggi, tidak memerlukan lahan yang luas dalam pembiakannya, dan dapat menggunakan air untuk nutrisi tumbuh. Di samping itu, penggunaannya tidak mangganggu pasokan pangan, karena mikroalga tidak berkompetisi dengan bahan pangan,” jelasnya.
Chlorella vulgaris, lanjutnya, adalah jenis mikroalga yang banyak ditemukan di perairan Indonesia yang potensinya dalam memproduksi biodiesel masih belum dikembangkan. Mikroalga Chlorella vulgaris ditumbuhkan dalam media DG11 dengan suplai CO2. Optimasi media dan kondisi fermentasi dilakukan, sehingga fermentasinya dapat menghasilkan biomassa dengan kandungan asam lemak yang tinggi.
“Biomassa Chlorella vulgaris strain lokal dapat menghasilkan lipid dengan kadar cukup tinggi, yaitu sebesar 31%(v/v), ketika diekstrak dengan pelarut campuran n-heksan-etanol (1:1). Analisis dengan GC-MS dapat diketahui bahwa kandungan lipid pada Chlorella vulgaris tersusun atas asam lemak dominan, yaitu asam pentadekanoat, asam heksadekanoat, asam heptadekanoat, asam stearat dan asam nonadekanoat,” ujarnya.
Hasil yang didapatkan pada penelitian ini membuktikan bahwa mikroalga yang banyak terdapat di perairan Indonesia dapat dikembangkan untuk sumber produksi biodiesel sehingga dapat membantu pasokan energi alternatif terhadap bahan bakar fosil. Skala produksi biodiesel secara pilot plant dan industri perlu didukung oleh pemerintah baik kebijakan atau penyediaan sarana- prasarana yang memadai, mengingat potensinya yang sangat besar.
Penulis : Dian Putri Apriliani
Editor : Nuri Hermawan
Link: https://www.degruyter.com/view/j/chem.2019.17.issue-1/chem-2019-0102/chem-2019-0102.xml?format=INT