Deteksi dini faktor risiko kematian ibu dan balita membutuhkan adanya sistem informasi kohort ibu dan balita yang terintegrasi berbasis continuum of care. Ketersediaan berbagai informasi memungkinkan status kesehatan ibu dan balita dipantau secara menyeluruh sepanjang siklus hidup mereka. Dengan demikian, jika pencatatan dan pelaporan informasi kohort ibu dan balita masih dilakukan secara manual di tempat yang berbeda dan berbasis kertas, maka menimbulkan banyak kesulitan dalam memastikan akurasi data. Seberapa efektif adopsi pendekatan continuum of care dalam melakukan deteksi dini faktor risiko kematian ibu?
Riset yang kami lakukan menjawab kebutuhan stakeholder di bidang kesehatan, khususnya Dinas Kesehatan yang bertanggung jawab dalam meningkatkan status kesehatan ibu dan balita. Dihadapkan kian meningkatnya Angka Kematian Ibu merupakan tantangan tersendiri bagi Dinas Kesehatan dalam membuat inovasi sistem informasi terintegrasi yang mampu memfasilitasi bidan dan dokter melakukan pemanggilan data kesehatan ibu dan balita dengan cepat dan akurat. Dengan demikian, upaya deteksi dini faktor risiko kematian ibu dapat dilakukan dan penurunan Angka Kematian Ibu tidak akan hanya menjadi mimpi belaka.
Berbasis continuum of care
Ibu, bayi baru lahir dan balita secara tak terpisah saling terkait dalam siklus kehidupan dan kebutuhan pelayanan kesehatan. Pada masa lalu, kebijakan dan program kesehatan ibu dan anak cenderung menangani ibu dan anak secara terpisah, menghasilkan kesenjangan dalam perawatan dan berdampak pada kesehatan bayi baru lahir. Kemudian, apa upaya untuk mengatasi kesenjangan ini?
Organisasi kesehatan dunia atau WHO menggeser perhatian kebijakan dan program kesehatan dengan mengintegrasikan perawatan yang efektif bagi ibu, bayi baru lahir, dan balita dari waktu ke waktu di seluruh siklus hidup melalui serangkaian layanan kesehatan komprehensif dan responsif. Kami berasumsi bahwa adopsi pendekatan continuum of care dalam sistem informasi pencatatan dan pelaporan kohort ibu dan balita yang terintegrasi, merupakan salah satu model pendekatan preventif untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi. Jika data kesehatan dari setiap tahap siklus kehidupan mulai ibu hamil, melahirkan, nifas, sampai data kesehatan bayi dan balita terkumpul, petugas kesehatan dapat memantau status kesehatan wanita hamil sampai melahirkan serta status kesehatan bayi yang dilahirkan hingga bayi tersebut tumbuh menjadi balita.
Sebagai contoh, untuk mencegah lahirnya bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dapat dilakukan sejak kehamilan ibu dengan memperhatikan asupan gizi dan pemantauan kondisi selama kehamilan. Wanita hamil yang memiliki berat badan rendah (lingkar lengan atas <23,5 cm) akan memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan BBLR. Selanjutnya jika bayi dalam kondisi BBLR, mereka memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita penyakit infeksi, sehingga dapat mempengaruhi periode emas mereka.
Sistem informasi kohort ibu dan balita yang terintegrasi berbasis continuum of care mampu mengakomodasi data hasil pemeriksaan kesehatan ibu dan balita dari berbagai fasilitas kesehatan yang kemudian dikumpulkan di Puskesmas dan selanjutnya dilaporkan ke Dinas Kesehatan. Sebagian besar bidan dan staf Dinas Kesehatan mengatakan bahwa sistem informasi tersebut dapat memfasilitasi petugas kesehatan melakukan monitoring faktor risiko kematian ibu dan bayi.
Lebih jauh lagi, deteksi dini dan pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan Bayi. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa sistem informasi kesehatan memiliki beberapa manfaat dalam hal kualitas dan efisiensi pemberian layanan berdasarkan pedoman tentang pencegahan, peningkatan pemantauan dan pengawasan, meminimalkan kesalahan pengobatan dan mengurangi potensi pemberian layanan yang berlebihan atau tidak perlu.
Terakhir, sistem
kesehatan yang diusulkan mampu menampung semua jenis data yang dibutuhkan oleh
pusat kesehatan dan pemangku kepentingan terkait. Sistem informasi kohort ibu
dan balita juga memungkinkan analisis tren untuk pembuatan kebijakan untuk
membantu mempercepat pencapaian target global kesehatan ibu dan bayi. Sebagaimana
tertulis dalam tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) bahwa target
global untuk Angka
Kematian Ibu adalah 70/ 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Selanjutnya
target untuk Angka
Kematian Bayi Baru Lahir (< 1 tahun) adalah 12/ 1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita (< 5 tahun)
adalah 25/ 1.000 kelahiran hidup. (*)
Penulis: Dr. Nyoman Anita Damayanti, drg., M.S.
Berikut link artikelnya yang sudah terindeks di scopus: