UNAIR NEWS – Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga tidak henti-hentinya dalam melakukan penelitian. Kali ini, dr. Linda Astari, Sp.KK dan rekannya mencoba untuk melihat dampak pemakain pampers pada kulit bayi.
Diketahui pemasaran produk pampers pada tahun 2013 mencapai 60 persen di Asia Pasifik. Seiring meningkatktnya kebutuhan bayi dalam menggunakan pampers, ternyata ada fakta yang mencengangkan bahwa menggunakan pampers dalam jangka panjang memiliki efek yang merugikan. Menurut Linda, pH kulit pada bayi mengalami peningkatan dan cenderung basa, pH kulit normal mencapai 4,5 hingga 6.
“Meningkatnya pH kulit diakibatkan oleh feses dan urine yang menghalangi kulit, komponen amonia pada urine, dan aktivitas enzim proteolitik pada feses. Padahal pH kulit yang asam sangat dibutuhkan untuk mempertahankan microenviroment kulit yang normal serta melindungi dari bakteri dan jamur,” ungkapnya.
Peningkatan pH ini, sambungnya, akan meningkatkan aktivitas enzim yang ada di feses seperti protease dan lipase yang dapat mengiritasi kulit. Selain itu, ia juga akan mengganggu fungsi barier kulit sehingga menimbulkan beberapa gangguan penyakit kulit yaitu dermatitis.
“Dari penelitian ini didapatkan bahwa pH kulit yang tertutup pampers adalah 6,11 dan kulit yang tidak tertutup pampers adalah 5,91,”ujarnya.
dr Linda menyarankan bahwa penggantian pampers memang sebaiknya dilakukan setiap 4 jam sekali atau minimal 6 kali sehari. Hal itu dikarenakan dapat mengurangi paparan kulit oleh feses dan urine. Selain itu amonia yang ada pada urine akan meningkatkan pH kulit dan meningkatkan aktivitas enzim proteolitik pada feses.
“Penggantian pampers kurang dari 6 kali dapat mengganggu fungsi perlindungan kulit,” ujarnya.
Selain itu dianjurkan pula untuk membersihkan area yang tertutupi pampers menggunakan air atau waslap. Jika sebelumnya banyak masyarakat menggunakan sabun dalam membersihkan, maka hal itu akan meningkatkan pH kulit sehingga memberikan efek kurang menguntungkan bagi kulit. Lanjutnya, dalam menggunakan krim pelembab dapat melindungi lapisan terluar kulit, mempercepat maturasi fungsi perlindungan kulit dibanding losion.
“Diharapkan orangtua dapat bijak dalam penggunaan pempers agar tidak berefek negatif terhadap kulit bayi,” tutupnya.
Penulis: Khefti Al Mawalia
Editor: Nuri Hermawan
Referensi:
https://www.pagepress.org/journals/index.php/dr/article/view/8056
Nadia Wirantari, Linda Astari, Iskandar Zulkarnain. 2019. Ph value of infant’s skin is higher on diaper area compared to nondiaper area. Vol 11 NO 1S 23RD Regional Conference OF Dermatology.