UNAIR NEWS – Jumlah penyakit metabolik seperti kencing manis atau Diabetes Mellitus (DM) makin meningkat tiap tahunnya dengan salah satu tandanya yaitu peningkatan gula (glukosa) dalam darah (hiperglikemia). Gula yang merupakan salah satu sumber energi tubuh tidak dapat dimanfaatkan dengan optimal pada pasien DM karena hormon insulin yang dihasilkan oleh sel beta di pancreas kadarnya rendah atau kadarnya normal, namun insulin tidak dapat bekerja secara optimal.
Salah satu faktor risiko yang meningkatkan seseorang terkena DM adalah malasnya berolahraga. Karenanya,Dr. Lilik Herawati, dr., M.Kes, AIFO bersama rekannya melakukan penelitian untuk mengidentifikasi variasi pilihan olahraga yang bermanfaat untuk melihat perubahan kadar gula darah, denyut nadi, dan saturasi oksigen, sebelum dan setelah olahraga.
“Alasan kemalasan berolahraga seseorang tentu beragam. Maka pada penelitian ini dipilih olahraga yang dilakukan sambil bersantai yaitu dengan video game agar tidak membosankan. Hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh individu yang punya keterbasan ketika melakukan gerakan olahraga dengan berdiri,” jelas dosen Fakultas Kedokteran (FK) tersebut.
Partisipan sebagai objek penelitian, tambahnya, yaitu remaja pria yang berusia 20 tahun yang diminta olahraga dengan menggunakan fasilitas video game-based exercises (exergaming). Alat yang dipakai adalah game using console XBOX yang mempunyai pilihan banyak game olahraga.
“Partisipan dalam penelitian ini dibagi dalam tiga kelompok, kelompok yang tidak olahraga, kelompok olahraga yang menggerakkan anggota badan bagian atas saja, dan kelompok olahraga yang menggerakkan anggota badan bawah saja. Partisipan yang olahraga dengan anggota badan bagian atas saja, melakukan olahraga sambil duduk. Sedangkan partisipan yang olahraga dengan anggota badan bagian bawah saja, melakukan olahraga sambil berdiri dengan tangan posisi istirahat,” ujarnya.
Hasil penelitian yang dilakukan menujukkan bahwa partisipan yang melakukan olahraga (exergaming) menunjukkan penurunan kadar gula yang bermakna daripada partisipan yang tidak berolahraga. Penurunan kadar glukosa darah ini paling banyak terjadi pada menit ke-60 (segera setelah olahraga).
Olahraga sambil duduk atau dengan berdiri dengan menirukan game mempunyai pengaruh yang sama dalam penurunan kadar gula darah. Hal tersebut dapat memberikan variasi pilihan dalam melakukan olahraga bagi seseorang yang mempunyai keterbatasan gerakan, seperti ada keluhan pada kaki atau tangan.
“Olahraga dengan exergaming ini tidak membosankan karena mempunyai pilihan game yang bervariasi dan menyenangkan. Harapannya pilihan olahraga ini menjadi salah satu alternatif untuk menurunkan kadar gula darah,” tutupnya.
Penulis : Dian Putri Apriliani
Editor: Nuri Hermawan
Link : http://efsupit.ro/images/stories/iunie2019/Art%20114.pdf
Trisna Rahayu, Dwi Aprilawati, Jamaluddin Mahmud, Bambang Purwanto, Lilik Herawati (2019). Both upper and lower extremity-only video game-based exercises (exergaming) affect blood glucose serum levels and heart rates but not oxygen saturation in teenagers. Journal of Physical Education and Sport, Vol 19 (Supplement issue 3), Art 114, pp 802 – 807; https://doi.org/10.7752/jpes.2019.s3114