Angkat Sejarah Pendidikan, Mahasiswa UNAIR Berhasil Juara 1 LKTIN di Bandung

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
DARI KIRI: Nabila Amelia, Noviani Mariyatul Hakim, dan Najib Zahro berhasil menyabet Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) History Days 2019. (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Tigamahasiswa Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu dan Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil menyabet Juara I dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) History Days 2019. Lomba itu digelar oleh Himpunan Mahasiswa Sejarah, Universitas Padjadjaran, Bandung.

Lomba yang digelar pada Rabu (23/10/19) di Universitas Padjadjaran itu mengangkat tema “Citra Diri: Gaya Hidup Masa Lalu sebagai Gaya Hidup Masa Depan”. Tim UNAIR memilih untuk mengangkat sub tema pendidikan dengan mengulik gaya hidup Kaum Bumiputera Terpelajar yakni di Surabaya.

Titik tumpu penulisan mereka adalah  menyoroti gaya hidup orang-orang elit terpelajar yang mendapatkan pendidikan dengan orang-orang awam yang tidak mendapatkan pendidikan dari bassic sekolah Belanda.

Topik tentang pendidikan yang mempengaruhi gaya hidup kaum Bumiputera itu menarik mereka,  karena banyak tokoh-tokoh nasional yang dulunya menimba pendidikan di Surabaya. Selain itu, gaya hidup soal pendidikan belum banyak dibahas dan jarang disoroti dalam ilmu sejarah.

Tim yang beranggotakan Najib Zahrou, Noviani Mariyatul Hakim, dan Nabila Amelia itu tidak sia-sia menginjakkan kaki di Bandung. Perjuangan mereka sebagai mahasiswa tingkat akhir menjadi kekuatan untuk mengharumkan nama Universitas Airlangga di tingkat nasional.

Salah satu anggota tim, Nabila Amelia mahasiswa asal Surabaya, mengaku perlombaan kali ini menjadi salah satu pengalaman berharga bagi ia dan tim. Pertama kali bagi mereka memenangkan perlombaan dan mampu mengharumkan nama kampus di tahun ini.

“Pasti seneng banget, lah. Karena ini pengalaman pertama buat kami karena bisa meraih kemenangan,” ungkapnya.

Perjuangan mereka untuk memenangkan lomba tidak mudah. Di samping karena keharusan mereka untuk pintar membagi waktu antara skripsi dan lomba, mereka juga harus pintar memanajemen waktu dengan segala kegiatan yang diikuti.

Berbagai hal dengan detail diperhatikan. Seperti struktur atau komposisi tulisan yang pas, pengumpulan sumber baik dari literatur dan wawancara, serta penyesuaian pendapat antar anggota.

Nabila juga menyampaikan bahwa saat wawancara merupakan hal yang paling berkesan dalam perjalanannya. Hal tersebut karena dapat melatih public speaking, cara membawa diri di lingkungan masyarakat, dan menarasikan kembali informasi yang didapat dari narasumber melalui kritik sumber.

“Yang berkesan menurut kami saat wawancara, sih. Soalnya itu melatih public speaking juga. Bagaimana membawa diri di lingkungan masyarakat. Kemudian mencocokkan cerita dari narasumber di lapangan dengan sumber-sumber tertulis yang kami temukan,” ujarnya.

Sementara itu, Noviani Mariatul Hakim salah satu anggota tim yang lain mengatakan bahwa kerap kali sejarah dilupakan masyarakat. Oleh sebab itu, tugas mahasiswa dan para sejarawan adalah membumikan kembali sejarah Indonesia. Hal itu bisa digunakan sebagai kilas balik serta pembelajaran bagi kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang.

Pesan juga disampaikan oleh Najib Zahrou salah satu anggota tim yang lain. Menurutnya, penting untuk selalu bersemangat dalam meneliti. Sangat perlu terutama bagi seluruh mahasiswa untuk mempertebal rasa ingin tahu dan juga rasa tidak punya malu dalam penelitian. (*)

Penulis : Ulfah Mu’amarotul Hikmah

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).