Potency Probiotik Mengandung Enterobacter Spp., Bacillus Spp., Cellulomonas Spp., Actinomyces Spp. terhadap Peningkatan Performans Produksi dan Kadar Kolesterol Telur Puyuh

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi telur puyuh. (Sumber: Hello Sehat)

Burung puyuh merupakan salah satu jenis unggas yang potensial karena memiliki keunggulan antara lain pertumbuhan yang cepat, tingkat produksi telur yang tinggi dan interval generasi pendek. Di sisi lain pengembangan budidaya ternak unggas membutuhkan biaya pakan cukup tinggi, sehingga digunakan feed additive antibiotics growth promoters (AGP).

Namun, dampak negatif penggunaan AGP dalam pakan ternak menimbulkan efek residu dalam produk hewan yang dihasilkan serta terjadinya resistensi bakteri pada hewan dan tubuh manusia. Untuk mengatasi hal tersebut maka telah digunakan  alternatif pengganti AGP, yaitu direct-fed microbials (DFMs) atau probiotik. Sebagian besar strain probiotik yang digunakan pada ternak antara lain Lactobacillus sp, Bidobacterium sp, Bacillus sp dan Enterococcus sp.

Keuntungan pemberian probiotik pada ternak, antara lain dapat menurunkan konversi pakan, meningkatkan efisiensi pakan, meningkatkan jumlah telur yang dihasilkan, serta menurunkan kadar kolesterol telur, sehingga memberikan dampak kesehatan bagi manusia yang mengkonsumsinya.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh probiotik yang mengandung Enterobacteria sp, Bacillus sp., Cellulomonas sp. dan Actinomyces sp. terhadap  performans produksi dan kadar kolesterol telur puyuh.

Penggunaan probiotik berfungsi untuk menyeimbangkan mikroflora di dalam saluran pencernaan, membantu meningkatkan proses metabolism di dalam tubuh ternak melalui beberapa cara antara lain meningkatkan kapasitas absorpsi, membantu metabolism protein dan energy, serta meningkatkan kecernaan pakan dan meminimalkan konsumsi pakan sehingga dapat menurunkan nilai rasio konversi pakan, meningkatkan feed efficiency serta meningkatkan produksi telur dan kualitas telur.

Penggunaan kombinasi isolate probiotik dalam penelitian ini dapat bersifat hypocholesterolemic, dimana ditunjukkan berdasarkan hasil analisis kolesterol pada telur puyuh menunjukkan hasil kolesterol telur yang lebih rendah (6,76 – mg/g), dibandingkan kontrol tanpa penggunaan probiotik (19,02 mg/g).  Diketahui bahwa beberapa bakteri asam laktat memiliki peran penting dalam proses metabolism lipid, serta memiliki aktivitas mensekresikan bile salt hydrolase (BSH) selama proses metabolism sehingga dapat  menurunkan kandungan kolesterol dan triglyceride pada telur. (*)

Penulis: Widya Paramita Lokapirnasari

Informasi lebih lengkap tentang riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/187/1/012030

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).