Karies gigi merupakan suatu penyakit infeksi pada rongga mulut yang terkait dengan jaringan gigi. Infeksi ini erat kaitannya dengan konsumsi makanan kariogenik yang memicu proses demineralisasi email dan dentin sebagai akibat dari aktivitas bakteri golongan streptokokus pada rongga mulut sebagai agen penyebab karies yang secara kolektif disebut Streptococcus mutans. Tiga faktor utama yang berperan penting menyebabkan karies adalah mikroorganisme kariogenik, substrat kariogenik dan host atau gigi. Faktor-faktor inilah yang berinteraksi saat keseimbangan demineralisasi dan remineralisasi terganggu yang terjadi pada permukaan gigi.
Strategi dalam mengurangi prevalensi karies sampai saat ini belum efektif, Menurut RISKESDAS 2013 Indeks DMF-T ini meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Prevalensi nasional Indeks DMF-T adalah 4,6. Sebanyak 15 provinsi memiliki prevalensi diatas prevalensi nasional. RISKESDAS 2018 masyarakat Indonesia yang bermasalah dengan kesehatan gigi sebesar 57,6% dan pola menyikat gigi yang benar sebesar 2.8% (Kementrian kesehatan RI, 2018). Undang-Undang kesehatan No.36 tahun 2009 Pasal 52 ayat 1, mengkategorikan pelayanan kesehatan itu menjadi dua yaitu pelayanan kesehatan perseorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan yang sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tersebut meliputi kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013). Berdasarkan hal tersebut dapat diindikasikan bahwa diperlukan strategi untuk mencegah gigi berlubang dan prioritas utama yang dilakukan adalah usaha penurunan prevalensi karies.
Pembentukan gigi pada masa prenatal terjadi pada bulan keempat intrauterin dimana pada masa ini akan mulai membentuk struktur deposit enamel dan dentin. Pengaruh teratogen dan nutrisi yang kurang pada masa kehamilan memiliki pengaruh yang signifikan pada masa tumbuh kembang gigi desi dui dan gigi permanen muda. Konsumsi ikan laut sangat bermanfaat bagi ibu hamil maupun bayi. Hal ini dikarenakan ikan laut diperkaya dengan senyawa-senyawa fungsional diantaranya, protein, lemak, karotinoid, omega-3, asamlemak, vitamin seperti vitamin A,vitamin D dan mineral seperti kalsium, kalium, mangan, fosfor. Selain komponen Macronutrient diatas, komponen micronutrient yang lain seperti iodin, iron, seng, kobalt juga sangat berpengaruh pada masa perkembangan gigi. Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tersebut bisa didapat dari beberapa sumber makanan diantaranya ikan laut.
Mayoritas pola konsumsi ikan laut pada anak usia sekolah daerah pesisir lebih tinggi daripada anak di daerah non pesisir dan kejadian karies gigi dan penyakit periodontal (indeks gingival). Berdasarkan fenomena konsumsi ikan laut dilakukan suatu penelitian yang dalam hal ini menggunakan model hewan coba bunting yang diberikan konsumsi ikan laut. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kekerasan enamel gigi yang signifikan dilihat menggunakan alat MicroCT. MicroCT terbukti menjadi alat pengukuran untuk mengevaluasi pertumbuhan tulang dan gigi yang baru dari tikus.
Metode ini memungkinkan kuantifikasi numerik dari perkembangan enamel gigi. Penelitian ini juga didukung dengan pemeriksaan biomolekuler dengan imunohistokimia adanya penurunan ekspresi protein amelogenin dan peningkatan protein kalikrein-4 pada sel Ameloblast (sel pembentuk enamel gigi). Protein amelogenin telah diteliti hampir 90 persen merupakan protein pembentuk enamel gigi, dan kalikrein-4 sebagai degradasi protein dalam tahap pematangan enamel gigi.
Penelitian ini juga menjelaskan mekanisme Amelogenesis (proses tumbuh kembang gigi) gigi melalui jalur protein-protein yaitu amelogenin, kalikrein-4, kolagen 1 dan alkali phosphatase. Penelitian juga telah dilakukan untuk mengetahui kekuatan enamel gigi dengan mengumpulkan gigi susu yang telah dicabut pada anak nelayan pesisir pantai dan non pesisir pantai pulau jawa dan didapatkan hasil yang signifikan bahwa kekuatan enamel gigi yang diukur dengan micro vickers hardness tester menunjukkan hasil enamel yang kuat pada anak nelayan pesisir pantai.
Penelitian dalam mengungkap kekerasan enamel gigi susu anak diharapkan dapat menjadi pionir untuk penelitian di masa akan datang, kandungan ikan laut telah terbukti di beberapa penelitian meningkatkan kekerasan dan kekuatan enamel gigi. Kekuatan dan kekerasan enamel gigi susu dapat menjadi strategi pencegahan karies gigi susu anak di masa akan datang, dengan peningkatan kekuatan dan kekerasan enamel gigi susu anak akan mengurangi proses demineralisasi dari enamel gigi.
Penulis : Dr drg Sandy Christiono , SpKGA
Informasi detail penelitian ini dapat dilihat pada :
www.jidmr.com/journal/wp-content/uploads/2019/10/18-D18_713_Seno_Pradopo.pdf
Sandy Christiono, Seno Pradopo, I Ketut Sudiana. 2019. The Effect of Saltwater Fish Consumption by Female House Mice (Mus Musculus) on the Increasing Teeth Enamel Density of Their Pups: MicroCT Analysis. Contents of JIDMR-2019-Vol.12–No.3