UNAIR NEWS – Meningkatnya perkembangan teknologi media komunikasi elektronik merupakan kebutuhan dalam medukung aktifitas masyarakat urban. Adanya kemudahan komunikasi memberi celah bagi seseorang untuk mengekspresikan dirinya dalam media. Sehingga terkadang banyak orang tidak sadar bahwa ia telah melanggar norma etika dalam menjaga sikap saling menghargai dan berinteraksi. Fenomena semacam itu, tidak jarang ditemui di lingkungan kerja dan kerap disebut dengan cyber incivility.
Hal itulah yang melatarbelakangi Dr. Fajrianthi, M.Psi melakukan sebuah penelitian. Menurutnya, perilaku cyber incivility dapat berupa penggunaan bahasa sarkasme dan merendahkan orang lain. Biasanya seseorang yang pernah mengalami hal tersebut cenderung mengalami tekanan psikis, komitmen kerja menurun, mangkir, kecemasan, ketakutan hingga berujung pada risiko berhenti hingga pindah pekerjaan.
“Secara keseluruhan situasi ini memungkinkan adanya emosi yang lebih dirasakan oleh penerima dan pengirim pesan,” ungkapnya.
Penelitian menunjukkan bahwa terjadinya perilaku cyber incivity yang dilakukan dalam komunikasi termediasi akan menyebabkan keterbatasan dalam memahami isyarat non verbal dan tertundanya umpan balik. Keterbatasan itu mengarah pada terjadinya efek disinhibisi online yang mendorong seseorang untuk mengekspresikan perasaan pribadinya.
“Perilaku itu biasanya akan menjurus pada perilaku agresif dan permusuhan,” tandasnya.
Selain itu, Fajrianthi juga mengungkapkan bahwa sifat asinkronisitas waktu memungkinkan individu membalas suatu pesan setelah beberapa menit, jam, hari, bahkan bulan yang menyebabkan keterlambatan umpan balik. Hal itu mengarah pada ekspresi pelanggaran norma sosial tanpa merasa rasa salah atau tidak bertanggung jawab atas tindakan yang telah dilakukan.
“Kita perlu lebih waspada dan bijak komunikasi dan menjalin interaksi kerja melalui media elektronik. Sehingga diperlukan adanya individu yang cerdas secara emosional dalam menanggapi setiap permasalahan dalam interaksi kerja sehingga tercipta lingkungan kerja yang kondusif dengan perilaku komunikasi santun dan beretika,” ujarnya.
Penulis : Khefti Al Mawalia
Editor : Nuri Hermawan
Referensi :
S K T Febriana dan Fajrianthi. Cyber Incivility Perpetrator: The Influenced of Dissociative Anonimity, Invisibility, Asychronicity, and Dissociative Imagination. Journal of Physics: Conference Series, Volume 1175, conference 1
https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-6596/1175/1/012238/meta