UNAIR NEWS – Pada 9-12 Oktober lalu, Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA) menyelenggarakan The 2nd World Invention Technology Expo (WINTEX) bersama dengan 6th International Young Inventors Award (IYIA) di Grand Ballroom Sasana Kriya Taman Mini Indonesia Indah. Di ajang WINTEX itu, tim dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST) dan Fakultas Keperawatan (FKP) Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil meraih medali emas.
Delegasi UNAIR bersaing dengan inventor-inventor muda dari 15 negara, termasuk Thailand, Filipina, Mesir, India, Polandia, Arab Saudi, Kanada, dan Amerika Serikat. Tim tersebut beranggotakan Najibullah Ulul Albab (FST 2016), Hendriyani Ogivano (FST 2016), Rizki Jian Utami (FKP 2016), Rohmatul Habibah (FKP 2016), dan Asih Parama Anindhita (FKP 2016). Mereka mengkompetisikan aplikasi buatan mereka, Med Buddies.
“Kami membuat Med Buddies, aplikasi ini untuk membantu pengobatan paliatif pasien HIV/AIDS,” ungkap Ulul Albab, ketua tim. “Seringkali teman-teman penderita HIV/AIDS tidak minum obat secara rutin. Aplikasi ini membantu teman-teman penderita menjadwalkan minum obat teratur,” terangnya.
Selain membantu pasien HIV/AIDS minum obat dengan rutin, Med Buddies juga dapat mendaftarkan caretaker pasien. Umumnya caretaker meliputi keluarga, teman dekat, perawat, atau LSM terkait sehingga fungsi pendampingan pasien dapat dimaksimalkan.
Fungsi pendampingan penting agar pasien memiliki pendamping saat melakukan Patuh Minum Obat ARV (antiretroviral obat infeksi HIV, Red). Selain itu, dengan kehadiran pendamping, pasien tidak kesepian.
Ulul Albab mengaku, inspirasi pembuatan Med Buddies berangkat dari teman perawat yang menjalankan residensi di RSUD Dr. Soetomo. Perawat residen kesulitan melacak tindakan medis yang telah dilakukan, terlebih pada pasien yang melakukan perawatan di rumah.
Dari permasalahan tersebut, tim menggali ide dan membuat abstrak untuk di-submit. Brainstorming dilakukan berulang kali untuk menemukan ide pokok masalah. Kemudian, tim mencarikan solusi teknologi aplikatif untuk membantu pendampingan pasien HIV/AIDS. Maka dibuatlah Med Buddies.
Tim berharap, ke depan Med Buddies dapat dikembangkan dengan menyediakan caretaker. Kolaborasi dengan LSM diperlukan untuk mewujudkan hal itu. Selain itu, diharapkan Med Buddies juga dapat digunakan untuk menunjang pendampingan perawatan penyakit paliatif selain HIV/AIDS. (*)
Penulis: Fida Aifiya
Editor: Binti Q. Masruroh