UNAIR NEWS – Kompetisi 13th Dentistry Scientific Meeting (DSM) yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia baru saja usai pekan lalu (29/9/19). Namun, tersisa segudang cerita dari sebelas mahasiswa asal FKG Universitas Airlangga. Pasalnya, mereka berhasil memboyong kemenangan pada sejumlah cabang kompetisi. Yakni, literature review, dental olympiad, serta national dental physiology quiz.
“Dalam kesempatan kali ini, FKG UNAIR berhasil meloloskan empat tim yang terdiri dari dua tim dental quiz, satu tim literature review, juga satu tim dental olympiad. Alhamdulillah, seluruh tim berhasil menjadi juara. Pada cabang kompetisi dental quiz, kami mendapat juara pertama sekaligus ketiga. Kemudian di cabang kompetisi dental olympiad kami menduduki posisi kedua. Dan, terakhir pada cabang kompetisi literature review dapat juara ketiga,” tutur Fadhilah Nursyahirah Wijaya selaku perwakilan delegasi. Fadhilah membeberkan, topik yang diusung DSM adalah 21st Century’s Innovation of Dentistry: A Leap of a Better Dentistry. Sehubungan dengan itu, ia bersama dua rekannya dari tim literature review lantas memutuskan untuk menyusun gagasan mengenai terapi Osteoporotic Jaw Bone dengan rekayasa jaringan menggunakan kombinasi Injectable Chitosan Scaffold, Concentrated Growth Factor, serta Gingival Mesenchymal Stem Cells.
“Selanjutnya ialah dental olympiad. Pada cabang kompetisi tersebut, setiap tim diminta untuk menampilkan keunggulannya masing-masing dalam hal dental practioner. Ada tiga kategori yang diujikan yaitu wire bending (kawat gigi dan gigi palsu); wax carving (konservasi gigi dan gigi palsu); juga determinasi gigi (membedakan gigi sesuai ketentuan FDI World Dental Federation),” lanjut dara yang kini duduk di bangku semester tujuh itu.
Selama mengikuti kompetisi, seluruh delegasi FKG UNAIR berupaya mengerahkan kemampuan terbaiknya dengan menyusun strategi secara tepat serta berlatih maksimal hingga menjelang waktu pelaksanaan. Cerita lain datang dari Nur Azizah, anggota dari tim pertama untuk cabang kompetisi dental quiz. Dirinya mengaku bahwa timnya sempat mengalami kesulitan saat menjawab pertanyaan penguji utama akibat terkendala bahasa.
“Kesulitannya lebih ke komunikasi karena kompetisinya menggunakan Bahasa Inggris. Kebetulan, penguji utamanya Prof. Cheng Hwee Ming berasal dari Malaysia. Beliau memiliki aksen Bahasa Inggris yang berbeda jadi agak susah nangkep maksud pertanyaannya. Tapi seru banget karena bisa dapat pengetahuan lebih tentang fisiologi tubuh manusia yang mungkin tidak kami dapatkan ketika di perkuliahan,” pungkasnya. (*)
Penulis : Nabila Amelia
Editor : Khefti Al Mawalia