UNAIR NEWS – Suatu negara terkadang mengambil langkah yang tidak sesuai dengan kepentingan negara lain, sehingga menimbulkan sengketa antar negara. Sengketa tersebut dapat menimbulkan ketegangan dan berpotensi menimbulkan penggunaan kekuatan senjata. Piagam PBB telah meminta negara untuk menggunakan cara damai dalam menyelesaikan sengketa, salah satunya adalah dengan menggunakan negosiasi.
Berkenaan dengan hal tersebut, International Law Students Association (ILSA) Chapter Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar The 4th INTENTION (International Dispute Negotiation Competition). Kompetisi tersebut digelar dalam rangka mengasah keterampilan mahasiswa hukum internasional untuk bernegosiasi.
UNAIR NEWS berhasil mewawancarai Joshua Iskandar, Ketua Panitia INTENTION pada Senin (30/9/2019). Joshua sapaan akrabnya, mengungkpakan bahwa kompetisi tersebut diadakan pada Jumat hingga Minggu (13-15/9/2019).
Menurutnya, kompetisi yang telah memasuki tahun ke-4 tersebut, diikuti oleh delegasi dari 11 Universitas. Di antaranya ialah Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Padjajaran (Unpad), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Mulawarman (UnmuL) dan Universiti Teknologi MARA (UiTM), Malaysia.
“Dalam kompetisi ini peserta diminta untuk menegosiasikan kasus-kasus nyata yang saat ini sedang berlangsung. Diantaranya adalah kasus impor sampah plastik dan sengketa perdagangan antara Jepang dan Korea,” imbuhnya.
Tahun ini, lanjutnya, selain ada peningkatan jumlah delegasi yang berpartisipasi, kompetisi yang memperebutkan Piala Triyono Wibowo ini mendapatkan dukungan penuh dari banyak instansi. Hadir sebagai juri dalam kompetisi tersebut ialah Ms. Martje Bekius dari Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Jakarta, Dr. Paul Zeccola dari Konsulat Jenderal Australia di Surabaya, dan Ibu Shanti Utami Retnaningsih dari Kementerian Luar Negeri RI.
Ms. Martje Bekius dari Kedutaan Besar Kerajaan Belanda menuturkan bahwa kompetisi INTENTION tersebut sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Utamanya dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menegosiasikan sengketa internasional.
“Saya sangat terkesan melihat kemampuan mahasiswa dalam bernegosiasi, mereka memiliki kemampuan bahasa dan gesture yang baik” tambahnya
Sedangkan Shanti Utami Retnaningsih, Diplomat dari Kementerian Luar Negeri RI menyambut baik kompetisi INTENTION. Shanti melihat ada banyak potensi dari mahasiswa Indonesia untuk menjadi diplomat handal di masa yang akan datang.
Acara ditutup oleh Dr. Iman Prihandono selaku Ketua Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum UNAIR. Dr. Iman menyampaikan bahwa kompetisi INTENTION adalah satu-satunya dan yang pertama di Indonesia untuk mahasiswa minat hukum Internasional. “Kompetisi ini perlu untuk terus dilanjutkan. Partisipasi yang lebih luas dari seluruh universitas di Indonesia juga perlu untuk didorong,” tutupnya. (*)
Penulis : Sandi Prabowo
Editor : Khefti Al Mawalia