UNAIR NEWS – Memperingati Hari Rabies Sedunia atau World Rabies Day (WRD) yang jatuh pada 28 September lalu, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (UNAIR) menyelenggarakan acara peringatan pada Minggu (29/9/2019). Terdapat tiga agenda utama dalam rangkaian WRD, yaitu talkshow, lomba makan dan lomba lari untuk anjing dan kucing, serta pemberian vaksin anti rabies gratis.
Rabies merupakan penyakit infeksi akut pada sistem saraf mamalia (termasuk manusia) yang disebabkan oleh virus bernama rhadovirus. Penyakit itu bersifat zoonosis atau menular dari hewan ke manusia dan sangat mematikan. Penularan terjadi akibat partikel virus yang berada dalam air liur hewan terinfeksi berhasil masuk ke dalam tubuh manusia atau hewan melalui gigitan. Selain anjing, virus rabies juga dapat menjangkit beberapa hewan lain seperti kucing, kera, dan musang.
Selain untuk memeriahkan peringatan World Rabies Day 2019, kegiatan tersebut bertujuan memberikan informasi yang akurat mengenai penyakit zoonosa (Rabies dan Toxoplasmosis) kepada masyarakat, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi rabies, serta memberikan pemahaman tetang upaya pengendalian penyakit rabies di Indonesia. Baik pada manusia maupun hewan.
Ketua panitia WRD, Drh. Yoshi Tara K.D meyampaikan bahwa kegiatan itu merupakan bentuk kerja sama UNAIR dengan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jatim I, dan Pusat Veterinaria Farma (Pusvetma). Tahun ini, lanjutnya, antusias masyarakat untuk mengikuti kegiatan tersebut begitu besar. Hal itu terlihat dari jumlah pendaftar lomba yang melebihi target, hingga penambahan kuota vaksin yang sebelumnya 100 menjadi 130.
Yoshi menambahkan, sebelumnya masing-masing agenda akan dilaksanakan bergantian di hari yang sama. Namun, kemudian diputuskan untuk digelar berbarengan supaya hewan peliharaan tidak mengalami kelelahan dan kepanasan di luar ruangan.
“Sebelumnya memang susunan acaranya bergantian. Dari talkshow kemudian lomba dan vaksinasi. Tapi, karena pertimbangan waktunya terlalu lama jadi dirubah menjadi bersama, yakni talkshow di Ruang Avian lantai satu, lomba dan vaksin di sini (halaman FKH, Red),” terang Yoshi.
Prof. Dr. Suwarno, drh., M.Si., ketua PDHI Jatim I, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pemahaman tentang pencegahan rabies sangat penting untuk dilakukan. Mengingat dampak rabies bagi manusia selalu berujung pada kematian. Karena itu, tindakan pencegahan seperti pemberian vaksin anti rabies pada hewan dan manusia diharapkan mampu meminimalkan terjadinya penyebaran rabies.
“Tahun ini tema WRD adalah Vaccinate to Eliminate, dengan vaksinasi kita akan mengeliminasi rabies yang ada di dunia. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan vaksinasi serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya rabies,” jelasnya.
Meski Jawa Timur masuk ke dalam delapan provinsi yang dinyatakan bebas rabies di Indonesia, Prof. Suwarno mengimbau masyarakat untuk tetap waspada lantaran Jawa Timur berdekatan dengan wilayah yang endemis rabies, semisal Bali dan Kalimantan. Sehingga tidak tertutup kemungkinan potensi penyebaran rabies dapat terbawa melalui jalur lalu lintas antara wilayah endemis ke wilayah bebas rabies. Namun, resiko tersebut dapat dicegah melalui pemberian serum dan vaksin anti rabies secara rutin dan berkala terhadap hewan peliharaan. (*)
Penulis: Zanna Afia
Editor: Feri Fenoria Rifa’i