UNAIR NEWS – Meggenapkan peran mahasiswa dalam megamalkan Tri Dharma perguruan tinggi, salah satunya dilakukan melalui kegiatan pegabdian. Kali ini cerita kegiatan pegabdian masyarakat datang dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR). Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam kepanitiaan FISIP Sapa Desa kembali sambangi Dusun Cepit, Desa Klitih, Kabupaten Jombang.
Kegiatan yang merupakan salah satu program kerja Kementerian Pengabdian Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP tersebut berlangsung selama empat hari, yakni mulai tanggal 19 hingga 22 September 2019.
Memasuki tahun ketiga, FISIP Sapa Desa 2019 mengusung tema “Bina Abdidesa, Hidupkan Jiwa Semangat Kerja Keras dan Kerja Cerdas pada Masyarakat Dusun Cepit”. Proker itu merupakan keberlanjutan dari program pengabdian pembangunan desa lima tahunan untuk memberdayakan desa binaan. Program kerja yang diimplementasikan terbagi menjadi lima bidang, yakni bidang infrastruktur, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial-kemasyarakatan.
Di bidang pendidikan, misalnya, program yang diusung oleh Sapa Desa adalah Kelas Kesenian dan Nonton Bareng. Tujuan dari kegiatan Kelas Kesenian adalah untuk mengenalkan anak-anak Dusun Cepit tentang budaya yang ada di Indonesia. Rangkaian kegiatannya adalah mendongeng, bermain, serta membuat wayang. Sedangkan Nonton Bareng menjadi wadah hiburan dan pembelajaran melalui penayangan film-film pendek yang memuat nilai moral dan akademis. Selain itu, panitia melakukan sosialisasi dan cek kesehatan gratis kepada warga untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya menjaga kesehatan bagi warga dusun Cepit.
Kehadiran mahasiswa di Dusun Cepit medapat sambutan hangat dari warga setempat. Hal itu terbukti dari antusisasme warga Cepit saat mengikuti program-program yang diadakan selama Sapa Desa berlangsung.
Melalui program sosial masyarakat–A Day With Villagers, mahasiswa diajak untuk lebih menyatu bersama warga desa dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan warga. Mulai ikut mencangkul di ladang, menanam padi, memandikan hewan ternak, panen hasil kebun, mengaji di masid hingga kerja bakti.
Kedekatan yang terjalin antara mahasiswa dan warga kian tampak ketika warga mengajak para mahasiswa untuk mengunjungi lokasi wisata yang terdapat di daerah tersebut, yaitu Kedung Cinet. Bagi sebagian orang, tempat wisata Kedung Cinet mugkin belum begitu populer.
Meski berlokasi di tempat terpecil, Kedung Cinet disebut-sebut sebagai miniatur Grand Canyon di Amerika. Sebab, tempat wisata yang tersembuyi di Klitih, Jombang, tersebut meyimpan keindahan tebing dan bebatuan yang tampak meliuk dialiri jernih air sungai yang diapitnya.
“Saya bersama teman-teman panitia merasa senang dan lega sekali karena Sapa Desa 2019 ini dapat terlaksana dengan baik dan tepat sasaran. Harapan saya, semoga program Sapa Desa ini terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya, sebagai bentuk pengabdian dan misi kemanusiaan dari BEM FISIP UNAIR kepada masyarakat, khususnya warga Dusun Cepit,” ungkap Yolan, ketua pelaksana Sapa Desa 2019.
Kegiatan Sapa Desa ditutup dengan acara puncak berupa pentas seni dan Pasar Murah. Sebelum pulang, panitia membagikan sembako beserta kenang-kenangan kepada masyarakat Dusun Cepit. (*)
Penulis: Zanna Afia
Editor: Feri Fenoria Rifa’i