UNAIR NEWS – Memasuki hari kedua, Viva Outer Division (VOD) kembali hadir dengan tema yang berbeda setiap pertemuannya. Untuk hari kedua, tema yang diangkat yaitu “Aku Berperan Menuju Perubahan”. Empat kata yang dirasa cocok untuk memompa semangat jiwa perubahan dari siswa menuju mahasiswa.
Menurut Muhamad Hanif, selaku Koordinator Divisi Acara VOD 2019, bahwa tema tersebut dipilih dengan harapan terwujudnya mahasiswa kampus PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi yang lebih baik.
“Tema tersebut diangkat demi terwujudnya kader-kader yang tak hanya pintar untuk mendengar dan me-resume, namun yang lebih penting yaitu cara mengkomunikasikan sesuatu dengan benar, hingga aksi nyata,” tutur mahasiswa prodi Akuntansi angkatan 2018 tersebut.
Ia juga menambahkan, bahwa fokus VOD 2019 yaitu benar-benar mengembalikan atau bahkan meningkatkan marwah mahasiswa yang sesungguhnya, seperti diskusi, kritis, dan solutif.
“Tidak hanya mengenalkan kehidupan kampus yang sudah sering digaungkan waktu Amerta dan PKKMB di Surabaya, tapi kami disini lebih memoles teman-teman mahasiswa baru agar paham betul dengan tugas baru yang disandangnya sekarang,” imbuhnya.
Sebagai panitia yang sejak awal memperhatikan para mahasiswa baru, serta sedikit membandingkan dengan tahun lalu, Hanif merasa puas dengan angkatan tahun 2019 tersebut. Karena, ia pribadi merasa terdapat perbedaan dengan kualitas mereka.
“Saya rasa untuk saat ini formasi mereka cukup lengkap, ada si pemikir, ada pula sang penggerak, dan banyak si tukang dobrak dengan dasar kuat ketika berpendapat,” ujarnya.
Berdasarkan hal tersebut, Hanif bersama panitia lain merasa berhasil dengan konsep baru yang mereka usung. Tak hanya memberikan materi monoton yang disampaikan pihak kampus, namun kali ini mereka lebih berani memberikan materi tentang dasar-dasar fungsi mahasiswa, yang bahkan dibawakan langsung oleh mahasiswa aktif PSDKU UNAIR di Banyuwangi.
Beberapa materi tentang fungsi mahasiswa yang disampaikan pada VOD hari ke-2 antara lain, 4 fungsi dasar mahasiswa (leader of change, moral force, social control, iron stock), peran mahasiswa dalam Revolusi industri 4.0, dan Generasi Z. Materi-materi tersebut disampaikan kepada mahasiswa baru dengan metode 2 arah atau diskusi, agar mahasiswa baru lebih hidup dan output yang diharapkan mampu maksimal.
“Mahasiswa tak hanya bertugas untuk belajar demi ipk, beasiswa, atau predikat lainnya. Tanggung jawab kita lebih berat dari seorang siswa. Tak perlu di detail kan, karena Tri Dharma Perguruan Tinggi, dan 4 fungsi mahasiswa tak kan pernah tuntas kita laksanakan itu, memilik durasi waktu yang tak terbatas. Jadi segera ubah pola pikir bersama, dan kembalilah ke marwah mahasiswa yang sesungguhnya,” pungkasnya. (*)
Penulis: Bastian Ragas
Editor: Nuri Hermawan
