UNAIR NEWS – Himpunan Mahasiswa Kedokteran Hewan (HMKH) Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) di Banyuwangi, pada Sabtu (14/9), mengadakan sebuah kegiatan bertajuk “AVIAN TRAINING”. Pada kegiatan tersebut, topik yang diangkat adalah “Teknik Nekropsi Unggas”.
Maya Nurwartanti Yunita, drh., M.Si selaku pemateri dan supervisor workshop pada kegitan tersebut menyampaikan, nekropsi merupakan salah satu ilmu praktis yang sudah mestinya dipahami oleh setiap calon dokter hewan. Tindakan nekropsi, jelasnya, pada hewan sangat penting dilakukan manakala seorang dokter hewan harus mengidentifikasi suatu kasus, baik itu klinis maupun bedah bangkai.
“Dalam pengertian umum, nekropsi adalah suatu tindakan investigasi medis untuk mengidentifikasi sebab-sebab kematian,” ujar dokter hewan yang kerap disapa Maya.
Lebih lanjut, Maya menerangkan bahwasanya dalam masyarakat umum lebih mengenal nekropsi dengan istilah otopsi atau autopsi. Istilah nekropsi lebih familiar digunakan dalam dunia dokter hewan. Untuk daerah Jawa Timur, sambungnya, dengan populasi unggas khususnya ayam broiler dan layer yang sangat banyak, kemungkinan akan adanya kasus kematian dalam proses pemeliharaan juga akan berbanding lurus.
“Sebut saja kasus Avian Influenza atau flu burung, kasus ini terjadi tanpa diduga-duga dan menyebabkan kerugian materil yang sangat banyak,” ungkapnya.
Untuk bisa mengetahui tentang sebab-sebab dari kematian unggas tersebut, tandas Maya, maka salah satu tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan nekropsi. Disinilah peran seorang dokter hewan diperlukan. Identifikasi organ yang bermasalah menjadi titik pentingnya, dengan tetap mengedepankan aspek biosafety dan biosecurity.
Selanjutnya, Maya juga menjelaskan bahwa ada beberapa penyakit infeksius unggas yang dapat teridentifikasi melalui pemeriksaan organ dengan teknik nekropsi. Seperti Newcastledisease yang dapat diidentifikasi melalui organ proventrikulus atau lambung ayam. Ada juga Avian Influenza diidentifikasi melalui organ saluran pernafasan, dan masih banyak lagi.
Setelah penyampaian materi, dilanjutkan dengan workshop teknik nekropsi unggas di laboratorium Anatomi. Mahasiswa juga ikut langsung untuk melaksanakan dan mengerjakan nekropsi, sekaligus ditugaskan untuk bisa mengidentifikasi organ beserta penyakitnya.
“Saya berharap agar kegiatan seperti ini sebisa mungkin lebih sering untuk dilaksanakan dan mahasiswa juga dapat menerapkannya dalam dunia keprofesian nantinya,” pungkasnya. (*)
Penulis: Muhammad Suryadiningrat
Editor: Nuri Hermawan