UNAIR NEWS – Lembaga Pers Mahasiswa Fakultas Farmasi (FARMAPOS) Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menggelar kegiatan tahunan Seminar Jurnalistik pada Sabtu (07/09/2019). Kegiatan yang bertempat di Aula Fakultas Farmasi itu mengundang dua pemateri dari Harian Bangsa, yaitu Rosihan Choirul Anwar dan Adrianus Surya.
Dengan mengangkat tema ‘Jurnalistik Milenial’, acara itu dibuka langsung oleh Wakil Dekan I Fakultas Farmasi, Dr. Riesta Primaharinastiti, S.Si, M.Si., Apt. Dalam sambutannya, Dr. Riesta menyatakan bahwa jurnalistik yang merupakan dunia tulis menulis sangat identik dengan mahasiswa farmasi. Hal itu dikarenakan mereka sering mendapatkan tugas menulis jurnal dan laporan praktikum.
“Dengan adanya seminar ini, saya berharap keterampilan kalian dalam menulis jurnal dan laporan akan lebih baik. Selain itu, jurnalistik juga salah satu bagian dari keterampilan yang akan menunjukkan siapa kita,” imbuhnya.
Sebagai pemateri pertama, Rosihan Choirul Anwar menjelaskan tentang keberadaan media cetak yang mulai tergantikan posisinya oleh media online di era industry 4.0. Menurutnya, generasi milenial lebih tertarik membuka berita melalui gadget dibandingkan membaca media cetak seperti koran.
“Jumlah pelangan media cetak sekarang ini merosot karna generasi milenial sudah dimudahkan dengan berbagai informasi yang mudah didapatkan melalui internet,” jelasnya.
Selain itu, Redaktur media cetak Harian Bangsa itu juga menerangkan tentang dasar-dasar dan kode etik jurnalistik. Dalam penjelasannya, ada lima dasar jurnalistik yang harus dipahami setiap calon jurnalis. Kelima dasar itu adalah unsur 5W IH IR (what, who, where, when, why, how, dan reset), trial by press (kode erik jurnalistik), asas praduga tak bersalah (kode etik jurnalistik), cover both side (kode erik jurnalistik), dan news value atau nilai berita.
Berbeda dengan Rosihan, Adrianus Surya sebagai pemateri kedua memaparkan tentang perbedaan antara media cetak dan online. Menurut manajer digital Harian Surya itu, sumber berita dalam media cetak didapatkan melalui investigasi di lapangan dan wawancara dengan penulisan yang lengkap dan mendalam. Namun, informasi yang didapatkan cenderung lebih lambat. Sedangkan sumber berita media digital menurut Adrianus bisa didapat dari mana saja dengan bantuan internet dan persebaran informasinya juga bisa dilakukan dengan cepat. Namun, penulisan berita digital cenderung ringkas, singkat, dan hanya membahas satu pokok persoalan.
Sebagai penutup, ketua panitia, Nadia Natsiya berharap dengan adanya kegiatan ini mahasiswa farmasi akan mendapatkan ilmu baru diluar ilmu tentang farmasi dan dapat mengaplikasan skill menulis yang baik dalam tugas jurnal dan praktikum.
Penulis : Nikmatus Sholikhah
Editor : Khefti Al Mawalia