UNAIR NEWS – Tiga mahasiswi Teknik Biomedis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Novi Dwi Widya Rini (2015), Marsya Nilam Kirana (2015), dan Tri Astuti (2016), berhasil membuat kornea buatan dengan biomaterial berbasis kolagen-kitosan-sodium hyaluronate (NaHA). Penelitian tersebut menggunakan metode in vivo (pada organisme, Red) dan membutuhkan waktu selama kurang lebih lima bulan di Institute of Tropical Disease (ITD) UNAIR.
Penelitian tersebut berangkat dari tingginya angka kebutaan akibat kerusakan kornea. Saat ini, kerusakan permanen kornea ditangani dengan keratoplasti, yaitu transplantasi kornea pendonor pada pasien. Tetapi, minimnya jumlah pendonor kornea membuat keratoplasti sulit dilakukan dalam jumlah besar.
Kornea artifisial hadir sebagai solusi atas keterbatasan donor kornea. Kornea artifisial dibuat dengan biomaterial hasil sintesis kolagen, kitosan, dan NaHA. Hasil sintesis ini diuji secara in vivo untuk hasil yang lebih relevan.
Kolagen dipilih karena mampu meningkatkan biokompatibilitas dan kekuatan mekanik bahan. Kitosan ditambahkan pada kolagen untuk memperbaiki waktu biodegradasi serta meningkatkan sifat mekanik dan kestabilan kolagen. Sementara itu, NaHA dipilih karena mampu meningkatkan transmisi cahaya pada membran, sehingga mirip dengan kornea asli manusia.
Tahapan penelitian meliputi sintesis kitosan-kolagen-NaHA, kemudian di-casting membentuk kornea, lalu dilakukan serangkaian uji, termasuk uji in vivo. Kelinci digunakan dalam uji in vivo kornea artifisial itu.
Novi selaku ketua tim mengungkapkan, ia dan tim sempat kesulitan dalam menemukan formula kolagen-kitosan yang tepat, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama pada tahap sintesis biomaterial.
“Sebenarnya kalau kesulitan pasti ada. Tapi karena kita tim, dikerjakan bareng-bareng, jadi nggak terlalu terasa sulitnya,” ungkap Novi.
Novi dan tim tidak menjalankan penelitian sendiri. Mereka didampingi oleh Dr. Prihartini Widiyanti drg., M.Kes., S.Bio selaku pembimbing. Selain itu, pihak lain yang terlibat dalam penelitian ini termasuk Teknik Biomedis, Fakultas Sains dan Teknologi, Rumah Sakit Hewan UNAIR, Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR, dan tentu saja ITD.
Tak tanggung-tanggung, penelitian ini dituangkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). PKM kornea artifisial berhasil menyabet emas pada PIMNAS 32 di Bali akhir Agustus 2019.
Ke depan Novi dan tim berharap, kornea artifisial diterapkan uji klinis supaya dapat dilihat kelayakannya untuk diaplikasikan pada manusia. Uji klinis berat untuk dilakukan karena membutuhkan waktu dan biaya. Namun, ia berharap akan ada yang menguji klinis kornea artifisial berbasis biomaterial kolagen-kitosan-NaHA tersebut. (*)
Penulis: Fida Aifiya Chusna
Editor: Binti Q. Masruroh