UNAIR NEWS – Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) Universitas Airlangga sasar siswa SMP dan SMA kurang mampu untuk mengaplikasikan salah satu tri dharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian. Lewat Gerakan Sekolah Hijau, HMTL yang bekerja sama dengan Kelompok Studi Lingkungan (KSL) UNAIR melatih para siswa di SMP dan SMA di Surabaya dalam pembuatan tanaman hidroponik dan vertical planting. Selain itu, Gerakan Sekolah Hijau membantu sedikit dana untuk pengaplikasian acara itu.
Salsabilla Choirun Nisa’ Alfikry selaku kepala Departemen Sosial Masyarakat HMTL menuturkan, gerakan itu dilakukan secara berkala mulai pertengahan Agustus yang dibuka dengan pembibitan tanaman hidroponik sampai penutupan nanti pada akhir September. “Tanggal 16 Agustus kemarin kita ajari bagaimana cara pembibitanya. Kita kasih medianya, kita kenalkan rock wall itu gimana, dan manfaatnya hidroponik sendiri itu apa,” ujar Bella.
Seminggu setelah pembibitan, Bella dan seluruh panitia kembali ke sekolah untuk melihat perkembangan bibit tanaman hidroponik. Bibit tanaman yang ditanam ternyata megalami kegagalan karena bibit tanaman kurang tersinari oleh matahari sehingga harus dilakukan pembibitan ulang.
“Seharusnya tanggal 26 itu kan pemindahan bibit ke netpot, tapi karena mereka gagal kita cuma mengajarkan bagaimana cara pemasangan flannel ke dalam netpot dan juga memberi tahu nutrisi-nutrisi yang akan digunakan nantinya,” ungkap Bella
“Pada hari jum’at, tanggal 30 Agustus kemarin, seluruh panitia Gerakan Sekolah Hijau memberikan bibit segar yang sudah siap digunakan dalam pemindahan ke dalam netpot dan juga mengajarkan cara pemembuatan vertical planting. Mulai dari cara pengecatan botol hingga bagaimana cara pemotonganya,” tambahnya
Agenda selanjutnya akan diadakan pemasangan vertical planting-nya sekaligus mengajukan kepada Dinas Kebersihan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) untuk mendapatkan bibit bunga sebagai tanaman dalam vertical plating.
“Hal yang paling susah saat melakukan kegiatan ini adalah ketika kita menyampaikan materi kepada siswa dari SMP,” kata Bella.
“Karena mereka masih dalam peralihan dari jenjang SD. Mereka begitu aktif sehingga kami sedikit kewalahan ketika mengajarkan bagaimana cara pembuatan tanaman hidroponik dan pembuatan vertical planting,” pungkasnya. (*)
Penulis: Fahmi Royani
Editor: Feri Fenoria Rifa’i