Dubes Indonesia untuk Afrika Pesan 5 Hal ke Mahasiswa FISIP

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Pada akhir Agustus ini Departemen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga berkesempatan menerima kedatangan H.E. Al Busyra Basnur selaku Duta Besar Indonesia untuk Afrika, Ethiopia, dan Djibouti. Ia menjadi pemateri mengenai peluang dan tantangan kerja sama Indonesia dan Afrika dalam kuliah tamu yang bertajuk Africa Now!.

Digelar di Ruang Adi Sukadana, FISIP,  kuliah tamu tersebut dihadiri lebih dari 100 mahasiswa. Termasuk di dalamnya adalah mahasiswa pertukaran pelajar asal Afrika dan Ethiopia. Kuliah tamu itu dibuka dan ditandai dengan pidato pembukaan Kepala Departemen HI UNAIR M. Muttaqien, S.IP., M.A., Ph.D..

”HI UNAIR secara umum berusaha untuk memunculkan bibit-bibit global strategist yang kelak mampu bersaing dalam pentas global. Dengan hadirnya Pak Al bersama kita hari ini, saya harap mahasiswa sekalian dapat tercerahkan mengenai bagaimana berpikir layaknya seorang global strategist,” ungkapnya.

Di samping itu Dr., Dra., Pinky Saptandari EP M.A. selaku Ketua Pusat Studi Afrika menuturkan bahwa Afrika sebenarnya adalah kawasan besar yang kerap disalahartikan. Dengan hadirnya H.E. Al Busyra Basnur atau biasa disapa Al, Dr. Pinky berharap persepsi-persepsi salah mengenai Afrika dapat sepenuhnya dibenahi.

Selanjutnya, Dr., Drs., Falih Suaedi M.Si. selaku Dekan FISIP UNAIR mengakui bahwa sering terjadi mispersepsi tentang Afrika. Diharapkan kuliah tamu itu mampu memberikan hal baru, pengetahuan baru, dan mampu memperkuat hubungan antara Indonesia dan Afrika.

”Terkadang kita lupa dan underestimate terhadap Afrika. Padahal, selama ini pandangan tersebut adalah pandangan yang salah. Saya harap kedatangan Pak Al, sahabat saya, mampu memberi pencerahan mengenai Afrika. Karena Afrika adalah masa depan kita,” tuturnya.

Pada sesi utama acara, Al Busyro secara keseluruhan menerangkan mengenai potensi serta tantangan yang harus generasi milenial ketahui sehingga dapat selangkah lebih maju dalam rangka merangkul Afrika sebagai kawasan kerja sama. Baik dalam hal politik, ekonomi, pendidikan, maupun budaya.

“Afrika, Ethiopia, Djibouti adalah pasar yang strategis bagi Indonesia. Ini saatnya bagi Anda sekalian untuk berlomba dengan China, Amerika, Prancis, dan banyak negara lain. Ini saatnya bagi Anda untuk merangkul Afrika sebagai rekan kerja sama,” ungkap mantan wartawan surat kabar Haluan tersebut.

Sebagai penutup, Al Busyro mengimbau seluruh mahasiswa menumbuhkan lima semangat generasi muda.  Yakni, berupaya mengenali diri, membangun networking (relasi), memupuk pengetahuan global, mempertajam inovasi, serta memanfaatkan setiap peluang. Selain itu, Al Busyro menekankan bahwa salah satu kewajiban utama milenial adalah menulis.

”Menulislah, lalu publikasikanlah, karna hal tersebut adalah salah satu jalan untuk memperkenalkan potensi diri kita pada dunia,” pungkasnya.

Perlu diketahui, kunjungan Al Busyro ke UNAIR tersebut dilakukan selepas diadakannya Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) di Bali pada tanggal 20-21 Agustus yang lalu. (*)

Penulis: Intang Arifia

Editor: Feri Fenoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).