UNAIR NEWS – Suasana duka menyelimuti selasar lantai satu Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universias Airlangga (UNAIR), Selasa (25/6/2019). Salah satu putra terbaik UNAIR, Prof. Dr. Budi Prasetyo, Drs. M.Si yang merupakan Wakil Dekan I FISIP sekaligus Guru Besar bidang Politik Kota meninggalkan kita semua.
Kabar berpulangnya Prof. Budi mengejutkan semua pihak. Pasalnya, selama ini Prof. Budi selalu tampak segar dan sehat tiap kali beraktifitas. Bahkan pagi tadi, menurut beberapa rekan dan kerabat, almarhum masih sempat bersepeda dan mengingatkan teman-temannya untuk selalu berolahraga dan menjaga kesehatan.
Sebagai penghormatan, seluruh sivitas akademika UNAIR menggelar upacara pelepasan dan penghormatan terakhir atas dedikasi dan jasa Prof. Budi selama mengabdikan diri untuk kampus. Prosesi persemayaman tersebut dihadiri oleh keluarga, Rektor UNAIR beserta jajaran, seluruh dosen dan staf FISIP UNAIR, serta rekan dan kerabat almarhum.
Duka mendalam tergambar jelas di wajah Dra. Ariyanthi Jauhartina, M.Pd, istri almarhum Prof. Budi yang hadir dalam acara. Tak banyak yang dikatakan oleh Ariyanthi. Sembari menahan airmata, ia hanya menyampaikan permohonan maaf dan doa atas kepergian sang suami.
“Saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan yang mungkin pernah beliau lakukan semasa hidupnya. Karena beliau adalah orang yang suka bercanda, mungkin bagi beberapa orang ada yang menganggap bercandanya kelewatan, mohon untuk dimaafkan. Kami mohon doanya agar beliau beristirahat dengan tenang, kubur yang lapang, dan terang,” tuturnya yang diamini oleh seluruh tamu yang hadir.
Dekan FISIP UNAIR, Dr. Falih Suaedi, Drs., M.Si turut menyampaikan duka mendalam atas kepergian rekan kerja sekaligus sahabat yang mendampinginya selama bertahun-tahun memimpin FISIP UNAIR.
“Prof. Budi bagi kami selama di dekanat empat tahun terakhir adalah orang yang sangat akrab. Satu hal yang saya rasakan adalah beliau seorang yang sangat kreatif dan selama ini telah membantu fakultas dalam memecahkan beberapa hal yang sangat sulit,” ungkap Falih.
“Satu kenangan atau karya yang luar biasa adalah bagaimana beliau mendorong atau menyemangati kami untuk tuntaskan 13 prodi di FISIP untuk go intenational, terakreditasi internasional. Semoga ini menjadi kenangan yang sangat indah,” tambahnya.
Rektor UNAIR, Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., M.T., Ak., CMA yang juga hadir dalam upacara penghormatan terakhir turut kehilangan atas kepergian sosok Prof. Budi. Prof. Nasih mengungkapkan bahwa Senin sore (24/6/2019), ia masih sempat bertemu dan berdiskusi bersama Prof. Budi unuk membahas beberapa program dan kegiatan akademik fakultas.
“Kami atas nama UNAIR merasa sangat berduka, sangat kehilangan atas kepergian Prof. Budi yang tidak pernah disangka sebelumnya. Prof. Budi adalah seseorang yang baik, dosen yang baik, kita semua menjadi saksi bahwa Prof. Budi adalah Ksatria Airlangga, kusuma negara yang telah mengabdikan hampir separuh usianya bagi bangsa ini, khususnya bagi dunia pendidikan,” ujar Prof. Nasih.
Di lingkungan akademik FISIP UNAIR pun, Prof Budi dikenal helpfull dan suka membantu permasalahan yang sering dihadapi mahasiswa. Seperti yang dinyatakan Koordinator Informasi dan Humas (KIH) FISIP Nurul Ratna Sari.
“Sangat peduli dengan mahasiswa. Ada mahasiswa yang terlambat menyelesaikan studi dicari dan dipanggil. Bahkan, ada mahasiswa yang dicarikan pekerjaan, mengikuti riset, untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa,” kenang Sari.
Usai doa bersama, jenazah diberangkatkan menuju peristirahatan terakhir di kompleks Pemakaman Islam Ketintang Barat Surabaya pada Selasa sore (25/6/2019). Prof Budi meninggalkan seorang istri dan lima orang anak.
Prof. Dr. Budi Prasetyo, Drs., M.Si lahir di Kediri, 19 Juli 1965. Alumnus S1 Ilmu Politik Universitas Airlangga tahun 1989 tersebut sempat mengenyam pendidikan Magister Ilmu Politik di Universitas Gadjah Mada pada tahun 1996 dan menyelesaikan program doktor di Universitas Brawijaya Malang di bidang kebijakan publik tahun 2006. Prof. Budi Bergabung sebagai staf pengajar Program Studi Ilmu Politik sejak lulus S1 hingga almarhum menghembuskan napas terakhirnya di usia 54 tahun.
Selamat jalan Prof. Budi. Terimakasih telah mengabdikan diri dalam memajukan peradaban dunia pendidikan. Semoga Ilmu dan dedikasi yang engkau berikan senantiasa lestari, mewangi bersama jejak-jejak kebaikan yang engkau tanam di bumi. (*)
Penulis: Zanna Afia Deswari
Editor: Binti Q. Masruroh