UNAIR NEWS –Tidak terasa Bulan Ramadhan akan segera usai dan Hari Raya akan segera datang menggantikannya. Dalam perjalanan bulan suci umat Islam ini, ada banyak kegiatan yang bukan hanya menguras waktu dan tenaga, namun juga menguras dana. Mahasiswa yang berekspektasi akan tetap hemat saat puasa ditepis dengan kenyataan bahwa ada berbagai kegiatan dan budaya yang ternyata jauh lebih menguras kantong dibandingkan hari-hari biasa.
Siti Nuraini, S.E., M.E., selaku salah satu dosen aktif Akuntasi Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) Universitas Airlangga (UNAIR) di Banyuwangi, berpendapat bahwa keborosan mahasiswa ini terjadi karena lapar mata saja. Biasanya, ketika Ramadhan akan ada banyak penjual makanan maupun takjil dadakan yang sedang mengikuti trend. Mahasiswa dianggap suka dengan hal-hal seperti itu. Jika pada hari biasa mereka cukup dengan makan malam saja, berbeda dengan saat Ramadhan di mana menu tersebut akan ditambah dengan takjil aneka rupa. Belum lagi budaya buka bersama dan reuni yang kerap kali diagendakan saat Ramadhan.
“Gaya hidup ini bisa berpengaruh dan bisa juga tidak terhadap pengeluaran mereka. Akan berpengaruh terutama untuk mahasiswa yang belum bisa mengontrol keinginannya untuk mencoba hal-hal baru seperti makanan. Namun, tidak akan berpengaruh pada mahasiswa yang memang bisa mengondisikan keinginan terutama dalam membeli makanan,” ungkap dosen yang telah menyelesaikan studi S2 Ilmu Ekonomi di Universitas Brawijaya tersebut.
Oleh karenya, dosen kelahiran Pati itu memiliki beberapa tips untuk tetap mengontrol keuangan baik saat bulan Ramadhan. Menurutnya, bagi emak-emak sepertinya, sangat penting untuk mengatur keuangan agar tidak ada istilah ‘telasen bener-bener telas’ yang berarti lebaran benar-benar habis. Untuk yang sudah menikah dan berkeluarga dapat dimulai dengan membeli kebutuhan yang tidak mudah basi seperti parcel, bahan kue, atau baju lebaran sebulan sebelum puasa saat ada sale atau rejeki lebih. Untuk Tunjangan Hari Raya (THR) keponakan juga bisa disiapkan dari jauh-jauh hari tanpa menunggu THR turun.
“Biaya untuk mudik juga perlu dipersiapkan sejak lama. Karenanya, lebih baik menyisakan sedikit gaji untuk keperluan Ramahan agar THR dapa digunakan untuk keperluan lain atau ditabung,” jelasnya.
Lain halnya dengan mahasiswa, Siti juga memberikan tips-tips hemat, menurutnta, kebutuhan selama Ramadhan bisa disikapi dengan fokus pada apa yang ingin dimakan terlebih dahulu. Jangan mudah membeli apa yang sebenarnya tidak diinginkan. Selain itu, kebutuhan pakaian bisa dibeli sebelum Ramadhan. Sehingga untuk keperluan yang memang bisa dicicil lebih baik jauh jauh hari membelinya.
“Sama seperti teori ekonomi, apabila permintaan naik maka harga akan mengikuti naik. Hal tersebut juga berlaku pada masa Ramadhan dan Hari Raya,” pungkasnya.
Penulis: Tsania Ysnaini Mawardi
Editor: Nuri Hermawan