UNAIR NEWS – Sebagai salah satu penggerak kebudayaan di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR), Paguyuban Karawitan Sastra Jendra (Pakarsajen) tidak hanya mengenalkan budaya karawitan pada mahasiswa lokal saja, tetapi juga kepada mahasiswa asing.
Mangayubagya Karawitan (MAKAR) menjadi salah satu program kerja yang menjadi wadah untuk mengenalkan budaya karawitan kepada mahasiswa asing. Lain halnya dengan makar yang kerap digunakan sebagai istilah untuk menjatuhkan pemerintah yang sah, MAKAR yang dipakai Pakarsajen tersebut mempunyai arti menyambut kedatangan tamu.
Sebanyak empat belas mahasiswa asing dan seorang dosen dari Miami Collega USA berkunjung ke ruang gamelan Pakarsajen untuk belajar seni karawitan pada Selasa (21/5/2019).
Seni karawitan seakan mempunyai daya tarik tersendiri bagi para mahasiswa asing. Mereka belajar karawitan bersama para cantrik atau anggota pengrawit dari lagu yang paling dasar, yaitu Lancaran Serayu.
Merasa bangga, Ketua Pakarsajen Galih Rachmasiwi Adji mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut menjadi salah satu bentuk aksi meningkatkan kecintaan pada budaya karawitan. Selain itu, kegiatan tersebut menjadi upaya pelestarian dan pengenalan budaya karawitan kepada mahasiswa asing.
“Kegiatan ini sebenarnya tidak hanya untuk menyambut tamu pakarsajen yang merupakan mahasiswa asing saja, tapi juga para seniman dan sejarawan nantinya,” imbuh Galih.
Kegiatan tersebut dilakukan setiap kali ada mahasiswa asing yang sedang belajar di UNAIR. Setiap tahunnya, ada dua sampai tiga kali penerimaan tamu dari mahasiswa asing yang belajar seni karawitan kepada Pakarsajen.
Ke depan, para cantrik berharap seni karawitan dapat dikenal lebih luas lagi. Tidak hanya dalam negeri tetapi juga sampai ke luar negri. Hal ini sesuai dengan slogan Pakarsajen ‘Nguri-nguri ing budaya, gawe mulyaning negara’ yang berarti melestarikan budaya, agar negara sejahtera. (*)
Penulis : Shofiyyatul Mahrushah
Editor : Binti Quryatul Masruroh