Mahasiswa FIB UNAIR Baca Puisi di Jawa Timur Harmoni 2019

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
ADNAN Guntur membaca puisi dalam acara Jawa Timur Harmoni 2019 di Pendopo Taman Budaya Jawa Timur. (Foto: Rini Ramadhanty)

UNAIR NEWS – Adnan Guntur, Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) berkesempatan tampil dalam acara Jawa Timur Harmoni 2019, Kamis (25/4/19) dan Jum’at (26/3/19). Dalam acara yang diselenggarakan di Pendopo Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya, itu, ia membaca puisi di atas panggung disaksikan ratusan undangan yang datang.

Acara yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Provinsi Jawa Timur ini merupakan lanjutan acara pemerintah terkait pembinaan maupun pendanaan dari para seniman Jawa Timur. Beberapa bagian tajuk acara yang di tampilkan antara lain berupa sastra, film, musik, dan tari.

Adnan mengaku kaget ketika diundang oleh Dewan Kesenian Provinsi Jawa Timur sebagai penampil pembacaan puisi. Rasa senang turut hadir ketika Adnan disebut juga sebagai sastrawan Jawa Timur. Tidak asing lagi, Adnan memang sudah mulai dikenal dan pernah diundang oleh pemerintah sebelumnya.

Puisi yang di bawa Adnan berjudul Menghitung Garis. Puisi tersebut adalah hasil karya Adnan sendiri yang memiliki makna pencarian jati diri.

“Puisi ini tentang pencarian jati diri. Bahwa manusia akhirnya selalu takut akan kematian tapi seharusnya tidak boleh ditakuti, karena kematian itu bagian dari kehidupan kita sendiri,” ucap Adnan.

“Kalau bisa dibilang, kematian itu bentuk perayaan bagi manusia itu sendiri,” tambahnya.

Jaleuleu Ja Jaleuleu Ja, Kami hidup

Jaleuleu Ja Jaleuleu Ja, Selalu ada akhir

Jaleuleu Ja kami hidup dan selalu ada akhir

dan setiap dari kami akan tumbuh

dan berekor kepada suatu perayaan

yaitu kematian

 

Itulah kutipan lirik puisi yang paling disuka Adnan. Selain puisi karya sendiri, Adnan juga membawakan puisi dari Peri Sandi berjudul Mata Luka Sengkon Karta.

Adnan mengaku, dirinya memiliki passion di dunia sastra, khususnya teater. Dirinya mulai menyukai dan rajin membaca puisi setelah memasuki bangku perkuliahan. Sempat diragukan banyak orang terkait pilihannya kuliah di bidang sastra, terbukti Adnan mampu menorehkan karya-karya dan mulai dikenal.

“Jangan malu dan hilangkan persepsi orang. Dulu saya juga sempet dilecehkan. ‘Apa, sih? Ngapain, sih? Gak jelas. Masa depanmu gak enak.’ Tapi ternyata buktinya apa? Bisa diundang dan Alhamdulilah bisa nambah-nambah uang. Jadi begitulah, sesuai dengan hatimu,” ungkapan tips sukses dari Adnan.

Adnan (paling kiri) bersama para pembacaan puisi dalam acara Jawa Timur Harmoni 2019. (Foto: Rini)

Sebagai anak muda penerus bangsa, Adnan berharap kesenian akan terus tumbuh. Menurutnya, kesenian membuat manusia peka terhadap keadaan sosial dan lain sebagainya.

“Dari kesenian lah orang-orang sadar, dan itu bisa membetuk jati diri kita menjadi orang yang lebih baik lagi dan lebih memanusiakan manusia,” tambahnya. (*)

Penulis : Rini Ramadhanty

Editor    : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).