UNAIR NEWS – Menjadi alumni bidikmisi bukan berarti perjuangan serta kontribusi terhadap bidikmisi selesai. Justru terdapat tantangan untuk terus berkontribusi secara real. Hal tersebut dilakukan oleh lima alumni bidikmisi Universitas Airlangga.
Diwawancarai beberapa waktu lalu, Sukartono, salah seorang alumni bidikmisi UNAIR mengatakanbahwa bersama Prakuta Wijaya, Reza Bakhtiar, Ema Marantika, dan Bulane Septiana, dirinya menciptakan akun dibidikmisi.com. Akun tersebut dibuat sebagai upaya untuk meneguhkan kontribusi bidikmisi pada masa datang. Sekaligus mempertahankan bidikmisi agar dilanjutkan oleh pemerintah dengan perluasan dan koreksi programnya.
Sukartono menuturkan nama dibidikmisi dipilih karena memiliki arti sendiri. Kata “di” merupakan singkatan dari “demi Indonesia”. Dengan begitu nama “dibidikmisi” merupakan nama yang memiliki cita-cita bidikmisi sebagai gerakan demi kebaikan Indonesia.
”Kami memilih tagline ‘power of alumni’ yang menandakan bahwa niatan dasar kami dari akun ini ialah untuk membangunkan power alumni. Bagaimana di kemudian hari bisa mencetuskan pengabdian untuk Indonesia,” tambahnya.
Sukartono menjelaskan, ide membuat akun dibidikmisi.com muncul karena dirinya merasa pergerakan alumni bidikmisi dari tingkat kampus hingga nasional masih kurang. Kemudian tercetuslah dibidikmisi.com yang saat itu masih belum ada platform yang serupa.
Selain untuk mempertahankan bidikmisi agar tetap ada, tambah Sukartono, dibidikmisi.com juga memiliki tiga tujuan lain yang terbagi sesuai audiens. Audiens dibidikmisi.com yaitu pelamar bidikmisi alias siswa SMA, kemudian penerima bidikmisi, dan alumni itu sendiri.
Bagi siswa SMA, akun tersebut bertujuan mengawal bidikmisi agar tepat sasaran. Karena itu, akun tersebut sering menyajikan konten jawaban atas kegelisahan pendaftaran bidikmisi dan seleksi masuk perguruan tinggi.
“Kita tahukan, kalau via medsos semua bisa viral. Dan, bisa menjangkau seluruh Indonesia. Ini bagi kami luar biasa,” tuturnya.
Bagi mahasiswa, akun tersebut berusaha menjadi akun yang inspiratif. Contohnya dengan konten prestasi-prestasi penerima bidikmisi. Dari konten semacam ini, audiens akan terpacu motivasinya dan akan muncul perasaan untuk turut serta menjadi mahasiswa yang berprestasi dan luar biasa. Sedangkan bagi alumni, akun tersebut menyajikan info lowongan kerja, info beasiswa S-2, group sharing saat dibuka CPNS, dan sebagainya.
Mengenai perkembangan dibidikmisi.com, Sukartono menjelaskan bahwa saat ini masih berfokus pada Instagram daripada web. Sebab, menurutnya, Instagram lebih diminati di kalangan milenial.
Dalam waktu setahun, lanjut Sukartono, akun instagram dibidikmisi.com sudah mencapai 28 ribu follower. Bukan hanya itu, Sukartono juga diundang untuk mewakili akun itu pada 30 Januari lalu untuk membahas alumni bidikmisi bersama Dirjen Belmawa.
”Ini menandakan bahwa akun kami mendapatkan pengakuan sebagai bagian dari upaya kreatif menyebarkan ide-ide bidikmisi,” tambahnya.
Sukartono berharap akun tersebut dapat terus berkontribusi bagi masyarakat Indonesia. Ia juga berpesan bagi organisasi bidikmisi untuk menjadi pengurus yang bertanggung jawab. Pengurus tak harus berhenti walau sudah bukan mahasiswa lagi.
”Sekali menjadi pengurus bidikmisi, maka selamanya tetap menjadi pengurus bidikmisi,” tuturnya. (*)
Penulis: M. Najib Rahman
Editor: Feri Fenoria Rifa’i