Inspiration Talk Bertajuk “Struggle of Life” Meriahkan Peringatan Hari Kartini UNAIR Banyuwangi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sesi inspiration talk bersama para pembicara (Foto: Melan Argarini)
Sesi inspiration talk bersama para pembicara (Foto: Melan Argarini)

UNAIR NEWS – Komunitas Minat dan Bakat (komikat) Munwa Pribadi kembali meriahkan peringatan hari Kartini yang setiap tahunnya diperingati pada tanggal 21 April. Kali ini, Munwa menggelar inspiration talk yang telah dilaksanakan pada Minggu (21/4) di gedung Wanita Paramitha kencana, Banyuwangi. Inspiration talk yang bertajuk “Struggle of Life” tersebut menghadirkan tiga pembicara yang mampu memotivasi para peserta.

Pembicara pertama yaitu Reyza Fitri Aninda, S.H., M.Kn., yang merupakan notaris muda sekaligus DPP Ikatan Alumni Puteri Indonesia Jawa Timur. Dalam kesempatannya, perempuan yang juga salah satu alumni Fakultas Hukum Universitas Airlangga tersebut berbicara tentang pengorbanan dan kesuksesan seorang perempuan.

“Sukses itu milik pribadi masing-masing, jadi ukuran sukses setiap individu itu berbeda. oleh karena itu, jika kita sedang menghadapi tantangan lakukan dengan totalitas, jangan setengah-setangah,” jelasnya.

Meneruskan dari pernyataannya tersebut, ia berpendapat bahwa perempuan sudah selayaknya untuk keluar dari zona nyaman, sebagai contoh seorang pelajar perempuan kesehariannya hanya belajar satu jam, maka esoknya ia harus meningkatkan waktu belajarnya menjadi tiga jam untuk keluar dari zona nyaman.

“Jika kalian seorang perempuan sedang diremehkan, cukup pembuktian hasil kerja keras kalian yang akan menampar orang-orang yang sombong kepadamu itu,” imbuhnya.

Pembicara kedua yaitu Maria Adeline yang merupakan seorang public relation muda dari salah satu perusahaan tambang emas besar di Banyuwangi. Sebagai perempuan muda yang berkecimpung di dunia pertambangan, menurutnya banyak hal yang harus dikorbankan.

“Saya sempat diragukan keluarga saya ketika memutuskan untuk bekerja di bidang pertambangan, karena saya seorang perempuan. Tapi saya tidak goyah, tetap saya lanjutkan meskipun banyak yang harus dikorbankan,” ujarnya.

Pada akhir paparannya, Maria berpesan kepada peserta untuk selalu vocal dengan keadaan sekitar, harus peka, dan tekuni apa yang menjadi kemauan individu masing-masing.

Pembicara ketiga yaitu Adriena Marcelina, S.Psi., ia merupakan sosok ibu satu anak yang menginspirasi, karena mengabdi untuk anak berkebutuhan khusus dan memiliki sebuah yayasan non profit yang menaungi anak-anak berkebutuhan khusus di Banyuwangi.

Dalam pembicaraannya, ia menjelaskan bahwa perbandingan anak berkebutuhan khusus di Indonesia adalah 1:5, dan mereka tidak memiliki tempat di Indonesia, sehingga mereka harus berjuang untuk dapat diterima masyarakat.

“Oleh sebab itu, saya sampai niat sekolah diploma jurusan anak berkebutuhan khusus di Singapura, lalu sejak tahun 2012 hingga sekarang, saya berkorban dan berjuang demi hak anak-anak berkebutuhan khusus disini,” pungkasnya. (*)

Penulis: Bastian Ragas

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).