UNAIR NEWS – Gagal terpilih menjadi ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Airlangga (UNAIR) pada tahun 2017 bukan menjadi masalah bagi Audi Ahmad R. Mahasiswa psikologi ini (Ahmad, Red) pada tahun 2019 berhasil terpilih menjadi ketua BEM FPsi.
Saat ditemui UNAIR NEWS pada Kamis (22/3/2019) Ahmad, sapaan karibnya menjelaskan beberapa program yang diusung pada masa kepengurusannya. Mahasiswa asal Cirebon ini memiliki program prestatif untuk mahasiswa FPsi.
Ahmad yang terpilih pada Pemilihan Umum Raya (Pemira) di tahun 2018 baru mulai bekerja pada Februari 2019. Ahmad menjelaskan bahwa BEM FPsi sedang melakukan persiapan program kerja. Terutama program kerja dalam hal literasi dan prestasi yang mampu mengangkat nama fakultas maupun universitas.
“Berhubung ada acara dua tahunan dari FPsi yaitu olimpiade psikologi, maka saya mengangkat program yang mampu mengakomodasinya,” ungkap Ahmad. “Akhirnya saat saya menjadi ketua BEM terpilih, jadilah sebuah departemen pembinaan prestasi yang mampu untuk mengakomodasinya,” tambahnya.
Selain itu untuk membantu mahasiswa tingkat akhir, Ahmad menggagas sebuah program Ngobrol Skripsi.
“Program ini (Ngobrol Skripsi, Red) diharapkan mampu membantu Mas dan Mbak yang mengambil skripsi untuk mendapatkan insight terkait skripsi,” ujarnya.
“Kami (BEM FPsi, Red) juga mengakomodasi mahasiswa yang prestasi di bidang non akademik,” imbuh Ahmad.
Program literasi tidak hanya untuk mahasiswa, Ahmad menambahkan literasi juga harus mampu mengajak masyarakat untuk semangat dalam belajar. Salah satu cara yang dilakukan adalah bagi-bagi buku. Program ini (bagi-bagi buku, Red) dinamakan SINERGI atau Psikologi Senang Berbagi.
Tidak hanya fokus pada literasi sebagai program unggulan, Ahmad juga menekankan BEM FPsi dekat dengan mahasiswa. Hal yang ditekankan adalah penjaringan advokasi untuk mengetahui suara mahasiswa fakultas terhadap apa yang dirasakan dalam perkuliahan.
“Jadi kita lebih banyak mendengar keluhan mahasiswa serta turun langsung ke mahasiswa daripada menunggu mahasiswa lapor ke BEM. Terutama masalah beasiswa yang menjadi contoh advokasi yang sering masuk,” paparnya.
Advokasi yang dilakukan oleh kepengurusan Ahmad diteruskan kepada kemahasiswaan fakultas untuk ditindaklanjuti. Setelah memperoleh jawaban dari kemahasiswaan fakultas, BEM FPsi melakukan press release untuk menginformasikan keluhan mahasiswa.
Bagi Ahmad, literasi bagi mahasiswa sangat penting. Apresiasi untuk mewadahi mahasiswa berprestasi juga sangat dibutuhkan.(*)
Penulis: Aditya Novrian
Editor: Zanna Afia Deswari