UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) sebagai salah satu perguruan tinggi favorit di Indonesia terus berupaya meningkatkan kualitas, baik dari manajemen kampus maupun kualitas mahasiswanya. Salah satu tujuan yang terus di upayakan oleh UNAIR beberapa tahun terakhir guna meningkatkan kualitasnya adalah menjadikan UNAIR masuk pada 500 World Class University (WCU).
Banyak faktor untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut. Salah satunya adalah organisasi mahasiswa (ormawa) dan mahasiswa UNAIR itu sendiri.
Dr. M. Hadi Subhan, S.H., M.H., CN., Direktur Direktorat Kemahasiswaan UNAIR ketika ditemui oleh UNAIR NEWS berpesan kepada seluruh mahasiswa bahwa mahasiswa UNAIR harus memiliki kemampuan yang paripurna pada hardskill dan softskill. Hardskill bisa didapatkan melalui kegiatan belajar-mengajar di kelas. Sementara softskill dapat dikembangkan di luar kelas seperti mengikuti ormawa.
“Meskipun softskill bisa didapatkan di dalam kelas, seperti ketika presentasi dan teamwork, namun itu semua belum cukup dan perlu dikembangkan dengan mengikuti kegiatan di luar kelas seperti mengikuti ormawa ataupun organisasi eksternal,” jelas Hadi.
Meski begitu, berorganisasi bagi mahasiswa bukanlah tujuan, namun sarana. Berorganisasi bukan segala-galanya. Sehingga, bukan masalah besar jika seseorang tidak terpilih pada pemilihan umum raya (pemira) baik ditingkat fakultas atau universitas.
“Melatih skill kepemimpinan tidak hanya di BEM saja. Jika tidak terpilih di BEM dapat mencoba di organisasi lain,” ucap Hadi.
Meskipun UNAIR memiliki banyak ormawa seperti di tingkat universitas yaitu BEM UNAIR, BO/BSO dibawah BEM UNAIR, UKM, MPM dan DLM. Serta di tingkat fakultas terdapat BEM fakultas, BLM, BO/BSO dibawah BEM fakultas, Hadi berpesan agar semua itu tidak menjadikan mahasiswa terkotak-kotak.
“Ormawa hanya menjadi baju kita saja. Sementara badan kita satu, yaitu UNAIR. Dengan aktif berorganisasi jangan malah menambah ketidakkawanan, justru harus menambah perkawanan,” terang Hadi.
Sementara itu, untuk membantu UNAIR dalam meraih 500 Top WCU, terdapat hal-hal yang perlu dilakukan oleh badan eksekutif dan badan legislatif di UNAIR. Seperti berikut,
Badan Eksekutif
Selain BEM, UKM, BO/BSO juga merupakan badan eksekutif yang ada di UNAIR. Untuk membantu UNAIR meraih 500 WCU, salah satu hal yang dapat dilakukan oleh BEM universitas adalah mengadakan kerjasama dengan universitas luar negeri seperti menyelenggarakan konferensi internasional. Sebagai contoh adalah konferensi internasional Airlangga ASEAN+3 Youth Conference and Cultural Program (AAYCCP) yang beberapa waktu lalu digelar oleh BEM UNAIR dengan menghadirkan lima belas negara.
Sementara itu, UKM juga dapat mengarahkan minat bakat dan prestasi anggotanya untuk meraih kejuaraan Internasional. Seperti UKM pencak silat yang beberapa kali mendapatkan juara di luar negeri.
Di tingkat fakultas, BEM dapat menggerakkan mahasiswanya untuk mengikuti exchange. Membuat jejaring maupun aktif di organisasi yang levelnya lintas negara.
“Seperti di fakultas hukum terdapat Asian Law Student Association. Dulu salah satu mahasiswa kita ada yang menjadi presiden perkumpulan mahasiswa hukum se-Asia tersebut,” ucap Hadi.
Badan Legislatif
Berbeda dengan badan eksekutif, pada tingkat universitas (DLM dan MPM) maupun fakultas (BLM), DLM dan BLM sebagai badan legislatif untuk membantu UNAIR meraih 500 WCU adalah dengan menjalankan fungsinya dengan baik.
Seperti, mengadakan supervisi terhadap kegiatan BEM, pada fungsi legislasi yaitu membuat tata tertib, kemudian juga harus mengawal proses demokrasi mahasiswa tingkat universitas untuk DLM dan tingkat fakultas untuk BLM.
Sementara itu, MPM yang terdiri dari perwakilan masing-masing fakultas di UNAIR bertugas untuk memilih presiden BEM UNAIR.
“Sebagai contoh, DLM memiliki peran dalam mengawasi kegiatan pemira universitas,” ucap Hadi.
Mengingat UNAIR telah dinilai oleh berbagai stakeholder, seperti diraihnya penghargaan sebagai PTN Terbaik 1 Pengelolaan Kemahasiswaan, dimana dalam penilaian tersebut UNAIR menjadi satu-satunya universitas yang sudah memiliki peraturan lengkap terkait ormawa yang tertuang dalam peraturan rektor. Ke depan, Hadi berharap agar seluruh ormawa UNAIR dapat tetap solid serta bermanfaat untuk mahasiswa dan ormawa itu sendiri.
“Dari, untuk, dan oleh mahasiswa. ‘Dari’ yaitu mereka yang aktif berorganisasi berasal dari mahasiswa. ‘Oleh’ yaitu mahasiswa sebagai subjek, pelaku, atau agen. Dan ‘untuk’ yaitu semua yang dilakukan oleh ormawa untuk mahasiswa,” pungkas Hadi. (*)
Penulis : Galuh Mega Kurnia
Editor : Binti Q. Masruroh