UNAIR NEWS – Kolaborasi pendidikan dengan perguruan tinggi di Asia terus diperkuat Universitas Airlangga. Salah satunya dengan negara-negara ASEAN, yakni Malaysia. Bersama dengan UiTM (Universiti Teknologi MARA) Malaysia, UNAIR melalui Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) menggelar kolaborasi pendidikan berwujud program inbound 2018.
Sebanyak 27 delegasi UiTM mengikuti kegiatan Welcoming Reception Kunjungan Universiti Teknologi MARA (UiTM), Malaysia, di Kantor Manajemen, Kampus C, UNAIR, pada Selasa sore (6/11). Wakil Rektor I UNAIR Prof. dr. Djoko Santoso, Ph.D., K-GH., FINASIM.; Dekan FISIP Dr. Falih Suaedi, Drs., M.Si.; dan Dian Ekowati (SE., M.Si., M.AppCom (OrgCh)., Ph.D., turut hadir dalam acara tersebut.
Berdasar agenda, UiTM mengirimkan total 27 delegasi ke FISIP. Mereka terdiri atas 3 lecturer dan 24 students. Sementara itu, UiTM juga mengirimkan sebanyak 23 delegasi untuk mengikuti kegiatan di Fakultas Vokasi. Untuk di FISIP, program tersebut dimulai pada Sabtu (3/11) dan akan diakhiri pada Rabu (7/11), total selama lima hari.
Rencananya, selain program akademik di FISIP, delegasi UiTM mengikuti program kegiatan di luar. Di antaranya program community service di hutan Magrove Wonorejo, pengenalan tempat bersejarah di Surabaya, dan kunjungan ke Mal Pelayanan Publik Surabaya, Siola. Termasuk melihat Command Center 112 Surabaya serta Koridor Co-working Space, sebuah ruang kerja bersama yang bertujuan mewadahi inovasi dan kolaborasi anak muda kreatif di Surabaya.
Terkait dengan itu, Dr. Falih dalam sambutannya menyampaikan bahwa kunjungan UiTM ke FISIP merupakan kunjungan yang kali kedua. Hal itu, lanjut dia, menunjukkan adanya keinginan yang kuat antar kedua pihak untuk meperkuat kerja sama maupun kolaborasi. Tepatnya sebagai upaya meningkatkan kualitas institusi masing-masing.
”Kunjungan ini juga mengandung makna strategis karena kami bisa menjalankan banyak program. Misalnya, student inbound, staff inbound, dan puncaknya kita sepakat double degree,” ujarnya.
Sementara itu, Dr. Suhaimi Bin Hj Abd Samad dalam sambutannya mengungkapkan sambutan yang baik atas kerja sama yang telah terjalin. Dia menilai kerja sama tersebut menjadi langkah yang tepat. Mengingat, UNAIR menjadi salah satu perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia.
”Saya berterima kasih kepada Dr Falih, khususnya UNAIR. Semoga ke depan akan terjalin kolaborasi kerja sama yang lebih mantab lagi,” ungkapnya.
Menanggapi kunjungan UiTM itu, Prof. dr. Djoko dalam sambutannya menyampaikan bahwa UNAIR tengah memberikan porsi yang berlebih para program-program internasional. Tepatnya sebagai bagian dari upaya mewujudkan target UNAIR masuk jajaran 500 World Class University.
Prof. Djoko menerangkan, saat ini UNAIR terus berupaya mewujudkan akreditasi internasional, tepatnya pada program studi. Misalnya, akreditasi ASIIN, AUN, dan beberapa akreditasi yang lain. Dia juga mengungkapkan bahwa UNAIR melibatkan audit ekternal Malcolm Baldrige terkait dengan manajemen.
Kepada seluruh peserta, Prof Djoko berharap sejumlah pengalaman lain, luar akademik, juga bisa dipetik. Misalnya, soal kondisi sosial budaya masyarakat Surabaya yang pasti berbeda dengan di Malaysia. Selain itu, peserta mesti mampu menemukan konsep-konsep permsalahan yang ada sekaligus menemukan solusinya. Lebih tepatnya, melalui pengalaman-pengalaman yang baru dan berebda selama di UNAIR.
”Dengan kolaborasi dan kerja sama semacam ini, diharapkan kedua pihak mampu sama-sama mengambil keuntungan untuk dapat meningkatkan kualitas maupun reputasi kampus masing-masing,” sebutnya.
Perlu diketahui, sejumlah agenda telah menanti peserta. Secara garis besar, agenda itu terbagi menjadi dua, yaitu Academic Visit dan Guest Lecture and Management Meeting. Di antaranya, Guest Lecture 1 dengan topik 10 Global Challenges for Social Security, Asia and the Pacific: Policy Response for Dynamic Implementation oleh Dr. Suhaemi Abd Samad di ruang Adi Sukadana; Parallel Class 2 Lecture dengan topik Governance and Accountability in Administration: Western vs Islamic Perspective oleh Dr. Memiyanty bt Haji Abdul Rahim di Adi Sukadana; dan Parallel Class Lecture 3 dengan topik Public Financial Reforms: Tightening the Belt oleh Cik Azila. (*)
Penulis: Feri Fenoria